Tulisan ini terinspirasi dari kejadian nyata, dimana
penulis ingin menggambarkan makna yang dalam tentang berbagi.
Kadang kala apa yang kita anggap “tidak penting” ternyata
justru bermakna “sangat penting” bagi orang lain. Seringkali pula hal-hal kecil
yang kita lakukan dan kita anggap remeh ternyata bisa sangat membahagiakan
orang lain, apalagi bila mereka sangat membutuhkannya.
So, jangan ragu untuk berbagi :).
___
Jam 13.30 siang, hari kesepuluh di
Bulan Maret tahun duaribu duabelas.
Belum banyak orang disini.
Rombongan kami pun hanya berdelapan plus Bu
Endah dan Pak
Yusron, pembina kami.
Kulemparkan pandanganku berkeliling tempat ini.
Di pintu masuk kulihat dua orang Bapak berseragam biru tua yang tadi memeriksa tas bawaan kami masih asyik melakukan rutinitas yang sama kepada para pengunjung yang baru datang.
Di sebuah meja panjang (bentuknya seperti loket) kulihat dua orang mbak yang cantik banget sedang melayani orang-orang yang bertanya sesuatu sambil kadang-kadang menunduk dan menunjuk-nunjuk sesuatu di meja di depannya. Kelihatannya seperti ada layar di bawah situ. Mungkin itu layar komputer.
Lucu juga, ada komputer yang bisa diletakkan di bawah meja. Sementara komputer yang ada di sekolahku biasanya diletakkan di atas meja. Hehehe…
Kulemparkan pandanganku berkeliling tempat ini.
Di pintu masuk kulihat dua orang Bapak berseragam biru tua yang tadi memeriksa tas bawaan kami masih asyik melakukan rutinitas yang sama kepada para pengunjung yang baru datang.
Di sebuah meja panjang (bentuknya seperti loket) kulihat dua orang mbak yang cantik banget sedang melayani orang-orang yang bertanya sesuatu sambil kadang-kadang menunduk dan menunjuk-nunjuk sesuatu di meja di depannya. Kelihatannya seperti ada layar di bawah situ. Mungkin itu layar komputer.
Lucu juga, ada komputer yang bisa diletakkan di bawah meja. Sementara komputer yang ada di sekolahku biasanya diletakkan di atas meja. Hehehe…