Minggu, 21 Februari 2016

Wonderful Sriwijaya, Kapan ke Sana?

Wilayah Provinsi Sumatera Selatan, sejak abad ke-7 sampai abad ke-12 adalah pusat Kerajaan Sriwijaya, kerajaan maritim terbesar dan terkuat di Nusantara. Pengaruhnya bahkan sampai ke Madagaskar di Benua Afrika. Oleh karena itu wilayah provinsi yang berbatasan dengan provinsi Jambi, Bangka - Belitung, Lampung, dan Bengkulu ini dikenal pula dengan Bumi Sriwijaya.
Pada awal abad ke-15 berdirilah Kesultanan Palembang yang berkuasa sampai datangnya kolonialisme barat.
Pada masa kejayaannya, Kerajaan Sriwijaya menjadikan Palembang sebagai Kota Kerajaan.
Saat ini pun Palembang masih menjadi ibu kota Provinsi Sumatera Selatan.

Dengan topografinya yang bergunung-gunung (Sumatera Selatan dibelah oleh Bukit Barisan) dan terdapat beberapa sungai besar yang kebanyakan bermata air dari Bukit Barisan, tentu saja Sumatera Selatan memiliki banyak tempat wisata cantik yang tak boleh dilewatkan, juga wisata kuliner yang sangat mendunia.

Bila dituliskan semua pasti akan sangat panjang daftar tempat yang harus dikunjungi, namun ada beberapa tempat yang benar-benar ingin saya kunjungi bila berkesempatan pergi ke sana, khususnya ke Palembang.

Apa saja tuh?


Sungai Musi dan Jembatan Ampera

Jembatan Ampera
Jembatan Ampera di atas Sungai Musi (sumber gambar: www.palembang-tourism.com)

Sungai terpanjang di Sumatera dengan panjang 750 km ini membelah kota Palembang menjadi dua kawasan, yaitu Seberang Ilir di bagian utara dan Seberang Ulu di bagian selatan.
Untuk menghubungkan dua wilayah tersebut, dibangunlah Jembatan Ampera (dulu bernama Jembatan Bung Karno) pada bulan April 1962 dan diresmikan pada tahun 1965 sekaligus merupakan jembatan terpanjang di Asia Tenggara saat itu.
Pada tahun 1966 namanya diubah menjadi Jembatan Ampera (amanat Penderitaan Rakyat).
Dulu bagian tengah jembatan bisa diangkat agar kapal yang melintas di bawahnya tidak tersangkut tiangnya, namun sejak tahun 1970 aktivitas ini sudah tidak dilakukan lagi.

Tanggal 9 Maret 2016 nanti, Jembatan Ampera menjadi salah satu lokasi dilaksanakannya Festival Gerhana Matahari Total di Palembang.
Jadi makin ingin ke sana dan menyaksikan langsung deh ... ;)

Lokasi GMT 2016
Lokasi Festival Gerhana Matahari Total 2016 (sumber gambar: twitter @pesonasriwijaya)

Benteng Kuto Besak

Benteng Kuto Besak
Benteng Kuto Besak (sumber gambar: www.palembang-tourism.com)

Benteng ini terletak di pinggiran Sungai Musi, berdekatan dengan Jembatan Ampera. 
Pada abad XVII Kuto Besak merupakan bangunan keraton yang menjadi pusat Kesultanan Palembang. 
Gagasan pendiriannya diprakarsai oleh Sultan Mahmud Badaruddin I kemudian diselesaikan pembangunannya oleh Sultan Mahud Bahauddin sebagai penerus beliau.
Pembangunan Benteng Kuto Besak dilaksanakan selama 17 tahun (tahun 1780 - 1797)
Selanjutnya Sultan Mahmud Bahauddin pindah dari Keraton Kuto Lamo ke Kuto Besak sesuai dengan perannya sebagai sultan.
Dengan letaknya yang menghadap Sungai Musi, posisi Benteng Kuto Besak sangat strategis (sesuai fungsinya dulu sebagai benteng pertahanan untuk menghadapi musuh), terbuka, dan indah.
Bila dilihat dari Seberang Ulu atau Jembatan Ampera, tampak pemandangan pelataran luas berlatar belakang pohon palem yang berjajar di halaman benteng,
Katanya, waktu yang tepat untuk menikmati benteng ini beserta Sungai Musi-nya adalah pada malam hari, karena saat itu cahaya dari lampu-lampu taman akan merefleksikan warna kuning pada permukaan sungai.


Kampung Arab Kota Palembang

Kampung Arab
Rumah di Kampung Arab (sumber gambar: www.palembang-tourism.com)

Beberapa referensi menyebutkan, sekitar 300 tahun yang lalu orang-orang Arab datang ke Palembang untuk berdagang dan menyebarkan agama Islam. Mereka berasal dari Hadramaut, daerah di pesisir Jazirah Arab bagian selatan (sekarang menjadi Yaman).
Banyak diantara mereka yang kemudian menikah atau berbaur dengan warga asli Palembang dan kemudian bermukim di suatu tempat.

Di Palembang, kampung Arab terletak di sepanjang Sungai Musi, antara lain di Lorong Asia dan kampung Sungai Bayas, Kelurahan Kotabatu, Lorong BBC di Kelurahan 12 Ulu, Lorong Al-Munawar di Kelurahan 13 Ulu, Lorong Al-Hadad, Lorong Al-Habsy dan Lorong Al-Kaaf di Kelurahan 14 Ulu, Kompleks Assegaf di Kelurahan 16 Ulu, dan beberapa lokasi lainnya.

Bentuk rumah di Kampung Arab khususnya di Lorong Al-Munawar Kelurahan 13 Ulu sama seperti rumah masyarakat Palembang pada umumnya, seperti rumah panggung yang berkembang saat itu.
Rumah-rumah penduduk Kampung Arab mengelilingi lapangan terbuka, dan rumah tetuanya menghadap ke Sungai Musi.

Oh ya, ada tradisi yang ingin saya lihat pula bila ke sana, yaitu 'munggahan' (makan bersama dengan menu nasi minyak dan lauk pauk pelengkapnya, disantap bersama oleh delapan orang yang duduk melingkar, biasanya dilakukan pada acara adat pernikahan di Palembang) dan tarian yang dilakukan oleh para pria dengan diiringi musik gambus.

Munggahan
Hidangan munggahan (sumber gambar: http://wiranurmansyah.com)

Kota Pagar Alam dan Gunung Dempo

Gunung Dempo
Gunung Dempo (sumber gambar: http://www.rmolsumsel.com)

Gunung Dempo yang berketinggian 3159 meter dari permukaan laut terletak di kota Pagar Alam (perbatasan provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Bengkulu).
Kota Pagar Alam sendiri dikelilingi oleh pegunungan Bukit Barisan dengan Gunung Dempo sebagai puncak tertingginya.
Kota Pagar Alam berjarak sekitar 298 km dari kota Palembang dan dikenal sebagai penghasil kopi robusta yang sangat enak.
Selain wisata kebun teh di lereng Gunung Dempo, banyak terdapat situs-situs purbakala dan air terjun di kota ini.


Danau Ranau

Danau Ranau
Danau Ranau (sumber gambar: http://wisataindonesia.co.id)

Merupakan danau terbesar kedua di Sumatera, danau Ranau terbentuk dari gempa besar dan letusan vulkanik gunung berapi yang meninggalkan cekungan besar.
Danau berkedalaman 300 meter ini terletak di perbatasan Kabupaten Lampung Barat (Provinsi Lampung) dan Kabupaten Ogan Komering Ulu (Provinsi Sumatera Selatan).
Di tengah danau terdapat Pulau Marisa yang memiliki sumber air panas. Ada juga air terjun dan penginapan di sana.


Kuliner

Pasti nggak asing dong, dengan pempek, tekwan, dan kawan-kawannya?
Kalau saya, terus terang pengen nyobain pindang (olahan ikan berkuah) dan mie celor langsung di tempat asalnya.
Eh, denger-denger ada warung pindang yang enak, namanya Warung Mbok War, lokasinya di atas kapal terapung di tepi Sungai Musi.

Mie Celor
Mie celor (sumber gambar: http://discoveryourindonesia.com)
Pindang
Pindang (sumber gambar: http://www.satyawinnie.com)


Pusat Kerajinan Songket Kota Palembang

Songket Palembang
Kerajinan songket Palembang (sumber gambar: www.palembang-tourism.com)

Biasa lah, namanya juga emak-emak, hobinya belanja-belanji.
Nah, ini satu tempat yang ingin saya kunjungi juga: pusat kerajinan songket di Kecamatan Ilir Barat, kota Palembang.
Katanya sih, songket ini merupakan kerajinan tangan khas Palembang dan juga warisan turun temurun.

***
 
Jadi, kapan nih kita ke sana, ke Bumi Sriwijaya?
Bareng yuukk ...


***


Blog Contest Wondeful Sriwijaya


***

Referensi:





Related Posts:




Tidak ada komentar:

Posting Komentar