Jumat, 26 September 2014

Pulau Weh, si Cantik di Ujung Barat Indonesia

SABANG.

Kebanyakan dari kita mungkin sudah pernah mendengar nama kota ini sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (atau bahkan sebelumnya) karena seringnya kita mendengar atau menyanyikan Lagu Nasional ‘Dari Sabang Sampai Merauke’. Tetapi kesempatan untuk berkunjung ke sana belum tentu datang setiap saat.
Alhamdulillah, pada Bulan Mei 2014 yang lalu kami mendapatkan kesempatan untuk berkunjung ke Banda Aceh dan dilanjutkan dengan menyeberang ke Pulau Weh, pulau dimana kota Sabang berada. Hanya sebuah kunjungan yang relatif singkat namun benar-benar memberikan kesan yang tak terlupakan.


Panorama Laut Pelabuhan Balohan

Fasilitas  

Bila kita sama sekali belum memiliki informasi tentang pulau ini dan tidak sempat browsing sebelum melakukan perjalanan, jangan khawatir. Di Pelabuhan Ulee Lheue (Banda Aceh) terdapat pusat informasi mengenai wisata Pulau Weh (dan Aceh pada umumnya), sehingga kita bisa bertanya-tanya sebelum menyeberang ke Pulau Weh.
 
Pelabuhan Ulee Lheue
Mbak-mbak petugas di counter pusat informasi ini sangat ramah, informatif, dan benar-benar menguasai segala hal terkait wisata Aceh, bahkan sampai ke detail-detailnya, tidak hanya mengenai wisata kuliner dan tempat berburu souvenir beserta spot foto yang menarik, misalnya, namun juga termasuk sejarah yang menyertai masing-masing destinasi.

Tourism Information Center di Pelabuhan Ulee Lheue
Khusus untuk informasi tentang Pulau Weh kita bisa memilih penginapan dari katalog yang ditunjukkan beserta informasi tentang masing-masing penginapan. Pilihannya cukup banyak dan bervariasi, mulai dari kelas homestay sampai hotel berbintang, baik yang berlokasi di tepi pantai maupun di Kota Sabang.
Kami memilih Hotel Montana yang terletak di Jl. O. Surapati, Kota Sabang dengan tarif kamar berkisar antara Rp 100.000 - Rp 500.000 per malam.


Daftar Penginapan
Selain itu mbak yang ramah ini juga memberikan informasi mengenai alternatif transportasi selama kita berada di sana nantinya, bahkan bila diperlukan bisa langsung dipesan saat itu juga (order by phone).

Transportasi

Untuk menuju Pulau Weh kita dapat menggunakan kapal ferry (waktu tempuh 1,5 - 2 jam) maupun kapal cepat (waktu tempuh 45 - 60 menit) dari Pelabuhan Ulee Lheue (Banda Aceh) menuju ke Pelabuhan Balohan (Pulau Weh). Ada dua kali pemberangkatan dari Banda Aceh dengan kapal cepat (pukul 9.30 pagi dan pukul 16.00 sore). Sedangkan dari Pulau Weh ke Banda Aceh jam pemberangkatannya adalah pukul 8.00 pagi dan 14.30 sore dengan beberapa pilihan tarif antara lain Rp 75.000 per penumpang (Kelas Bisnis). Bila kita memilih kapal ferry, lebih banyak pilihan waktu pemberangkatan dan kelas penumpangnya. Kapal ini juga dapat mengangkut kendaraan selain penumpang (berbeda dengan kapal cepat yang hanya dapat mengangkut penumpang).

Pemandangan dari Buritan Kapal Cepat


Sesampai di Pelabuhan Balohan kita akan ‘diserbu’ oleh para pemilik/pengemudi angkutan yang menawarkan kendaraan untuk disewa. Bila sebelumnya kita sudah memesan mobil sewaan melalui pusat informasi di Pelabuhan Ulee Lheue kita akan langsung dijemput dan disambut di Pelabuhan Balohan, begitu kita turun dari kapal dan baru menginjakkan kaki di jembatan dermaga.
Tarif sewa mobil pun bervariasi tergantung dari jenis kendaraannya. Saat itu kami memesan mobil minibus (Kijang Innova) dengan tarif Rp 600.000 per 24 jam, sudah termasuk pengemudi dan bahan bakar.

Pelabuhan Balohan


Tempat Menarik  

Di Pulau Weh, banyak sekali destinasi wisata yang sangat sayang untuk dilewatkan karena panoramanya yang sangat cantik dan juga kulinernya yang sangat lezat, antara lain:

Destinasi Wisata Pulau Weh
Panorama Indah Sepanjang Jalan
  • Deretan pantai cantik yang mengelilingi pulau, diantaranya: Pantai Anoi Itam (berada di wilayah  timur kota Sabang dengan sunrise-nya yang sangat cantik), Pantai Pasir Putih, Pantai Teupin Layeu, Iboih (titik awal menuju Pulau Rubiah, lokasi favorit untuk ber-snorkeling), Pantai Gapang (banyak wisatawan asing memilih tempat ini untuk tinggal berlama-lama di rumah penduduk karena pantainya sangat tenang dan mudah untuk menjadi titik start kapal menuju lokasi snorkeling), Pantai Kasih (sunset di sini sangat indah), Pantai Sumur Tiga (banyak penginapan di tepi pantainya, dan ada sumur yang dilewati bila kita menuruni anak tangga dari atas menuju ke bibir pantai)  
Pantai-pantainya Sangat Cantik
Pantai Teupin Layeu
Pantai Gapang
Sumur Tiga
Pantai Sumur Tiga
(Masih) Pantai Sumur Tiga
  • Sabang Fair, yang pantainya sangat romantis untuk menikmati matahari terbenam. Jangan lupa membawa kamera (video) untuk mengabadikan detik-detik dimana sang surya mulai turun ke cakrawala sampai terbenam dan menyisakan semburat jingga di langit Sabang. Indah tiada terkira
Sabang Fair
Senja di Sabang Fair

  • Air Terjun Pria Laot, dimana untuk menuju ke lokasinya kita harus berjalan kaki melewati pedesaan yang sejuk, sungai yang jernih airnya, hutan dengan pepohonan yang rimbun, serta bebatuan besar yang sangat memerlukan kehati-hatian untuk dilalui, selain karena licin juga karena konturnya yang tajam-tajam. Sangat menantang namun menyenangkan.
Rimbunnya Pepohonan
Hutan Menuju Air Terjun
Bebatuan di Sepanjang Sungai
Air Terjun Pria Laot
  • Danau Aneuk Laot yang merupakan sumber air tawar dan PLTA bagi seluruh pulau. Pemandangan indahnya dapat kita nikmati dari atas kendaraan
  • Benteng Jepang, terletak di Pantai Anoi Itam, lokasinya strategis, di atas bukit di tepi pantai, sesuai dengan fungsinya dahulu sebagai tempat berlindung bagi pasukan Jepang
Posisi Benteng Jepang
Benteng Jepang
(Sumber Gambar: http://www.ifannuddin.com/2013/07/keindahan-alam-sekitar-benteng-jepang.html)
  • Pulau Rubiah, merupakan salah satu lokasi snorkeling dan diving favorit bagi para wisatawan
Pulau Rubiah
(Sumber Gambar: http://indoexland.blogspot.com/2013/03/menyelami-pesona-pulau-rubiah-nad.html)
  • Tugu/Monumen Kilometer Nol yang wajib dikunjungi, karena di sinilah titik paling ujung (barat) dari wilayah Indonesia tercinta. Souvenir yang dapat dibawa pulang dari tempat ini adalah sertifikat bertuliskan nama kita sebagai tanda bukti bahwa kita telah menginjakkan kaki di titik kilometer nol Indonesia. Pilihan spot foto di lokasi ini selain di monumennya juga di pantainya yang sangat indah.
Monumen Kilometer Nol
Pantai di Seberang Monumen
Perjuangan Mengabadikan Spot Cantik ^_^
Teruslah Berkibar



Menggunakan kendaraan sewaan (atau milik penduduk lokal) sangat memudahkan kita untuk mengunjungi seluruh destinasi tersebut, dan pengemudinya pun dapat berperan ganda sebagai pemandu wisata yang dapat menjelaskan secara rinci setiap obyek yang dikunjungi.









Soal kuliner? Tak perlu ditanya lagi, yang jelas semua makanan yang kami cicipi rasanya enak dan enak banget. Yang sangat terkenal tentu saja Sate Gurita yang maknyuss sekali. Ada pula Mie Aceh (dengan beberapa pilihan pelengkapnya, seperti: cumi, telur, udang, dan lain-lain). Kemudian yang agak aneh di telinga kami adalah 'bakso tok' (karena dalam Bahasa Jawa kata 'thok' berarti 'saja'). Satu lagi adalah Nasi Guri yang kami nikmati sebagai fasilitas menu sarapan di penginapan. Oh ya, salah satu tempat makan yang cukup nyaman adalah di Taman Wisata Kuliner yang terletak di tepi pantai dimana kita bisa menikmati hidangan di alam terbuka ditemani suasana malam dan angin laut yang sepoi-sepoi.

Hampir semua destinasi yang kami kunjungi tidak mematok tarif masuk, kecuali beberapa tip yang dapat kita berikan secara sukarela untuk penduduk setempat (termasuk untuk parkir kendaraan). Namun bila kita ingin mendapatkan sertifikat di Tugu Kilometer Nol, kita harus mengeluarkan biaya untuk pengganti cetaknya (sekitar Rp 20.000 - Rp 40.000 per lembar). Juga bila kita ingin ber-snorkeling tentu saja akan dikenakan biaya sewa perahu dan peralatan snorkeling/diving-nya.


Sungguh, benar-benar destinasi wisata yang luar biasa dan tak boleh dilewatkan sama sekali.
So, selamat menjelajah dan menikmati kecantikannya, kawan!



Related Posts:




Tidak ada komentar:

Posting Komentar