Tulisan ini adalah lanjutan cerita tentang perjalanan baksos ke Muaragembong, Bekasi Utara. Bagian pertamanya dapat dibaca di: Laskar Pantai Mekar (1).
***
Selain melewati jalan berlumpur, tanggul, dan proyek, kami juga disuguhi pemandangan sawah-sawah dan rumah-rumah yang masih terendam banjir:
Sawah Terendam Banjir |
Belum Surut |
Halaman yang Masih Tergenang |
Setelah
perjalanan yang membuat kami berkali-kali melafazkan “Ya Allah”,
“Astaghfirullah”, “Allahu Akbar”, dan beberapa dzikir lainnya, akhirnya
rombongan sampai ke tujuan, yaitu Kantor Kades Pantai Mekar yang berjarak hanya
tujuh kilometer dari pinggir laut.
Penurunan barang-barang bantuan pun langsung dilakukan oleh Bapak-bapak aparat desa dan warga setempat yang memang sudah menunggu;
Menurunkan Logistik |
Tumpukan Logistik Bantuan |
Oh ya, kawan, meskipun dalam foto diatas
yang tampak dominan adalah kardus-kardus mi instan namun sebenarnya logistik
lain juga tidak kalah banyaknya, seperti: beras (mencapai lebih dari satu ton),
pakaian, air mineral, keperluan ibu dan bayi, juga sembako lainnya.
Satu hal yang patut kita teladani adalah semangat memuliakan tamu yang
ditunjukkan oleh Pak Darman (Kepala Desa Pantai Mekar) beserta aparat dan
warganya.Dalam situasi yang penuh keterbatasan beliau justru mempersiapkan penyambutan bagi kami, menyuguhkan aneka jajanan dan minuman.
Setelah kata sambutan dari Pak Kades Darman diikuti oleh perwakilan dari masing-masing komunitas dan penyerahan bantuan secara simbolis, rombongan pun berpamitan, tepat satu jam setelah tiba disana. Kunjungan yang sangat singkat memang.
Beberapa
menit sebelum Adzan Maghrib berkumandang kami mulai berkonvoi pulang, ditemani
oleh cantiknya senja di Muaragembong;
Mirror |
Menuju Peraduan |
Asa di Ujung
Senja
Dan,
akhirnya, rasa penasaran pun terjawab setelah kami menaiki tanggul untuk
mengetahui ada apa di baliknya.
|
Ternyata ...
Ada Sungai
di Sini
|
Nampak
Tenang Namun Melenakan
|
Kecantikan
yang Tersembunyi
|
Semakin
Cantik Menuju Malam
|
Begitulah,
bila tak ingat bahwa jalan pulang yang kami lalui masih sangat panjang dan
tanpa penerangan jalan, ingin rasanya berlama-lama disana, di tempat yang
menyimpan berjuta potensi alam, masih sama-sama berada di wilayah Bekasi, namun
belum menikmati fasilitas yang sama seperti saudara-saudaranya di wilayah
Bekasi lainnya.
Terimakasih
untuk warga Pantai Mekar yang telah memberikan kesempatan untuk berbagi, kepada
Bang Komar, Kang Enjang, dan Masyon yang senantiasa mengajak untuk peduli, juga
kawan-kawan komunitas yang telah menempuh perjalanan bersama-sama, berbagi
sedikit roti dan buah duku untuk dimakan bersama, saling mendorongkan mobil
kawan yang terperosok, dan kebersamaan lain yang meskipun hanya sesaat tapi
sangat bermakna.
Semoga ini bukan kebersamaan yang terakhir, tapi awal dari sinergi yang indah di masa yang akan datang. Dan yakinlah, selalu ada hikmah di setiap kejadian.
Semoga ini bukan kebersamaan yang terakhir, tapi awal dari sinergi yang indah di masa yang akan datang. Dan yakinlah, selalu ada hikmah di setiap kejadian.
-Taman
Cikas, Bekasi Selatan-
*Sayup-sayup terdengar rintihan “November Rain“-nya GnR*
*Sayup-sayup terdengar rintihan “November Rain“-nya GnR*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar