Jumat, 31 Oktober 2014

Tambora: Berkah di Balik Musibah

Pemandangan yang tak biasa terpampang pada layar lebar di depan kami.

Ternak dan tanaman hampir semuanya mati, terjadi gagal panen yang mengakibatkan bencana kelaparan terburuk.
Terjadi pula dua kali badai salju, padahal saat itu adalah Bulan Juni.
Dan selanjutnya terjadi pembekuan air danau dan sungai menjadi es di bulan berikutnya.
Temperatur pun sering kali berubah secara ekstrim dari normal/di atas normal (35° C) menjadi hampir beku hanya dalam beberapa jam saja.
Penyimpangan iklim yang luar biasa itu terjadi di Amerika Timur Laut, Kanada Maritim, dan Eropa Utara pada tahun 1816. Biasanya, pada akhir musim semi dan musim panas di Amerika Timur Laut cuaca relatif stabil; suhu berkisar antara 20-25° C dan hampir tak pernah mencapai di bawah 5° C. Salju musim panas pun jarang terjadi.
Di bagian bawah layar tercantum teks 'Tahun Tanpa Musim Panas / The Year Without a Summer'. 

Scene selanjutnya adalah flashback ke tahun 1815.
Di layar diperlihatkan topografi Pulau Sumbawa, Indonesia, di mana Gunung Tambora berada.


Sumber gambar: http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Sumbawa_Topography.png
Selanjutnya tampak ilustrasi meletusnya Gunung Tambora pada tanggal 10 April 1815, kepanikan masyarakat di sekitarnya, terdengarnya letusan sampai ke Pulau Sumatera yang berjarak lebih dari 2.000 km, bahkan sampai jatuhnya abu vulkanik di Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Maluku. Teks di bagian bawah layar menyebutkan bahwa letusan gunung ini menyebabkan kematian hingga tidak kurang dari 71.000 orang dengan 11.000 - 12.000 diantaranya meninggal dunia secara langsung karena letusan tersebut.
Dan ternyata debu yang dihasilkan dari letusannya lah yang mengakibatkan terjadinya tahun tanpa musim panas setahun berikutnya di Amerika Utara dan Eropa karena perubahan cuaca yang amat drastis.

Perlahan pandangan diarahkan menuju satu titik yang semakin membesar, dan tampaklah sebuah kaldera yang sangat besar dan indah.


Sumber gambar: http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Caldera_Mt_Tambora_Sumbawa_Indonesia.jpg



Itulah kaldera yang terbentuk setelah letusan, dan menjadikan Tambora sebagai gunung dengan kaldera aktif terluas di dunia dengan luas lebih dari 7 km2 dan memiliki kedalaman mencapai 1 km, meskipun setelah letusan dahsyat itu tingginya berkurang menjadi 2.850 meter di atas permukaan laut dari sebelumnya 4.300 m dpl.

Letusan Tambora memusnahkan tiga kerajaan yang berada di kakinya beserta isinya.

Di layar tampak proses penggalian yang dilakukan pada tahun 2004 dan beberapa artefak yang ditemukan, diantaranya bekas bangunan yang tampak masih utuh seperti atap rumah, kerangka atap bambu dan tiang penyangga, juga padi.
Selain itu ada pula seperangkat alat menyirih dan keramik kuno.


Sumber gambar: http://indocropcircles.wordpress.com/2011/09/18/misteri-dan-kronologi-meletusnya-gunung-tambora/

Sanggar, adalah nama sebuah kecamatan di Pulau Sumbawa.  
Bisa dikatakan bahwa kehidupan di Sanggar adalah artefak yang hidup karena adanya kesamaan antara barang-barang yang dimiliki warga Sanggar dengan benda-benda arkeologis yang ditemukan pada proses penggalian di situs Tambora.

'Tambora Kini'

Teks itu mengawali tampilan selanjutnya di layar lebar.
Tampak beberapa kelompok pendaki gunung sedang menikmati perjalanannya menuju puncak Tambora ditemani hamparan Edelweiss kerdil yang jaraknya saling berjauhan antara 2 - 100 meter serta berlapis-lapis batuan sepanjang tebing kawah. Ada juga yang menempuh perjalanan menggunakan jeep sampai ke pos 3 (mengingatkanku akan pengalaman seru bertualang dengan jeep pada volcano tour di kawasan Gunung Merapi, juga saat menanti terbitnya matahari di Bromo dari Pos Penanjakan). Sangat indah!


Sumber gambar: http://travel.kompas.com/read/2013/06/17/0918476/Tahun.2015.Tambora.Menyapa.Dunia

Diperlihatkan pula dua kawasan konservasi yaitu Tambora Utara Wildlife Reserve yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air Kabupaten Bima dan Dompu serta tempat perlindungan satwa dan Tambora Selatan Hunting Park yang dikelola khusus untuk daerah berburu. Kawasan Gunung Tambora memang sangat kaya akan flora dan fauna, antara lain: edelweiss, perdu, anggrek, menjangan/rusa timor, babi hutan, dan kera berekor panjang.


Sumber gambar: http://dolanpedia.com/?p=103

Dari puncak Gunung Tambora tampak pemandangan indah Pulau Satonda yang berbentuk menyerupai telapak kaki kanan manusia dan di tengah-tengahnya terdapat danau yang jernih. Pulau ini saat ini merupakan kawasan yang dilindungi. Banyak jenis-jenis ikan yang hanya ditemukan di sini, juga spesies burung-burung yang dilindungi.


Sumber gambar: http://www.kaskus.co.id/show_post/51129e0a7b12437012000003/2712/

Pemandangan berikutnya adalah hamparan perkebunan kopi dan mente, yang rupanya juga telah menjadi kawasan agrowisata yang sangat menarik, selain memberikan penghasilan bagi penduduk setempat.
Masih ada lagi ternyata, peternakan sapi pun menjadi salah satu obyek wisata yang menarik bagi keluarga (kembali teringat wisata serupa di Lembang dan Ciwidey, Jawa Barat) dan tentunya merupakan berkah tersendiri bagi masyarakat sekitar.

'Terimakasih atas kunjungan Anda. Selamat menjelajah. Nikmati keindahan Tambora yang tiada terkira dan kabarkan pula pada dunia.'

Itu teks terakhir yang terpampang pada layar lebar di depan kami.
Ternyata film dengan dua bahasa (Indonesia dan Inggris) berdurasi lima puluh menit yang diputar di Museum Tambora ini merupakan panduan bagi wisatawan untuk menjelajahi keindahan Tambora.
Selanjutnya, wisatawan dapat memilih obyek mana yang akan dikunjunginya terlebih dahulu; lokasi penggalian Situs Tambora, agro wisata (perkebunan dan peternakan), pendakian, volcano tour, petualangan dengan jeep, berkuda, Pulau Satonda, atau yang lainnya.

Hmm, benar-benar paket liburan yang lengkap dan mengasyikkan.
Memang tak salah pilih kami memutuskan untuk berlibur ke sini.

***

"Bangun! Sudah Adzan tuh!"
Sebuah suara mengagetkanku.
Lho, di mana aku ini? Mana Pulau Satonda? Mana hamparan Edelweiss? Mana Situs Tambora?

Ah ..., ternyata aku terlelap di depan notebook-ku setelah menjelajah keindahan Tambora - Sumbawa melalui dunia maya hingga terbawa ke dalam mimpi.

Tapi, siapa tahu, mimpi itu dapat terwujud, dengan keyakinan dan dukungan semua pihak, Wisata Tambora akan semakin lengkap dengan adanya Museum Tambora, Situs Tambora, Paket Agrowisata, volcano tour, berkuda (dengan kuda Sumbawa yang terkenal itu) juga dengan mengoptimalkan potensi sumber daya alam dan daerah yang belum tergarap maksimal saat ini. Satu lagi, jangan lupakan wisata kuliner dan oleh-olehnya!

Dan ... 'HOLIDAY IS LOMBOK SUMBAWA' serta 'TAMBORA MENYAPA DUNIA' pun akan semakin mewujud.
Semoga.

***


Referensi:
1. Gunung Tambora - http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Tambora#Geografi
2. Gunung Tambora - http://wisatantb2012.blogspot.com/p/gunung-tambora.html
3. Tambora, Pesona dan Potensi yang Terabaikan - https://alanmalingi.wordpress.com/2010/12/15/tambora-pesona-dan-potensi-yang-terabaikan/







Related Posts:




Tidak ada komentar:

Posting Komentar