Selasa, 25 Agustus 2015

Muslimah Merdeka, Muslimah yang Bertakwa

"Selalu wasiatkan kebaikan kepada para wanita. Karena mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk ialah tulang rusuk bagian atas. Jika kalian paksa diri untuk meluruskannya, ia akan patah. Tetapi jika kalian mendiamkannya, ia akan tetap bengkok. Karena itu, wasiatkanlah kebaikan kepada para wanita." (HR. Al Bukhari, dari Abu Hurairah).
Ah, indah sekali hadits di atas ya ...
Di dalamnya tersirat makna bahwa wanita sangat dimuliakan dalam Islam.
Seorang wanita muslim (muslimah) didudukkan sebagai seseorang yang merdeka, sejajar dengan pria untuk berdiskusi, saling mengingatkan, dan saling memberi wasiat tentang kebenaran, kesabaran, juga kasih sayang.

Apakah hanya itu saja?
Tentu saja tidak.
Coba kita perhatikan ayat ini:
"Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dan hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga mereka. ..." (Surat An-Nisa': 4).
Dan hadits ini:
"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan ditanya perihal apa yang dipimpinnya... Seorang wanita adalah pemimpin bagi rumahtangga suaminya, dan ia bertanggungjawab atas apa yang dipimpinnya. ..." (HR. Al Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan An Nasa'i).
Ternyata luas sekali peran yang dapat kita laksanakan sebagai seorang muslimah, yang mencerminkan kebebasan dan kemerdekaan, namun tetap akan dimintai pertanggungjawaban, kelak.

Di rumah, kita berperan sebagai pemimpin rumah tangga yang mengatur segala sesuatunya, sebagai madrasah pertama bagi anak-anak kita, menjaga keharmonisan keluarga, menjaga kehormatan diri dan suami bila sedang tidak ada di rumah.

Dalam syi'ar-syi'ar ibadah, banyak riwayat yang menyebutkan bahwa muslimah juga dapat berperan, misalnya untuk mengikuti shalat berjama'ah Subuh dan Isya' di masjid, keluar untuk shalat 'Idul Fithri dan 'Idul Adha, melaksanakan i'tikaf, shalat Gerhana, shalat janazah, berhaji.

Di ranah profesi, tentu tak dapat dipungkiri bahwa banyak sekali muslimah yang berperan dalam hal ini, baik untuk meringankan pekerjaan suami ataupun terkadang sebagai penanggung nafkah sementara. Berbagai profesi yang dijalani muslimah pun telah banyak diriwayatkan, antara lain: sebagai dokter, nurse, penggembala, petani sukses, wirausahawati kerajinan, pedagang eceran, niagawati internasional, juga pejabat negara.

Di majlis ilmu, muslimah bisa berperan sebagai murid maupun sebagai guru.

Demikian juga di medan da'wah dan di ranah politik, peran muslimah tak dapat dikesampingkan begitu saja, dan telah ada contoh-contohnya sejak jaman Rasulullah.

Lantas, untuk apa kita menjalankan semua peran di atas?
"Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya, kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu." (Surat An-Nisa': 1)
Ya, agar kita semakin bertakwa kepada Allah, karena sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang bertakwa;
"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti." (Surat Al-Hujurat: 13)
So, sudahkah kita menjadi muslimah yang merdeka?
Muslimah yang menjalankan berbagai peran kita menuju ketakwaan kepada Allah semata?


- Bekasi, Agustus 2015 -


Referensi:
  • Al-Qur'anul Karim & Terjemahnya - Edisi Doa, Cicero Publishing, Jakarta, 2010.
  • Agar Bidadari Cemburu Padamu, Salim A. Fillah, Pro-U Media.

***

#BloggerMuslimah
#GerakanMenujuSholehah

* Tulisan ini diikutsertakan dalam program "BW Spesial Blogger Muslimah"





***




Related Posts:




Tidak ada komentar:

Posting Komentar