Berkesempatan
menjalankan ibadah pada Bulan Ramadhan di Tanah Suci (Mekkah dan
Madinah) adalah hal yang sangat istimewa dan selalu kami tunggu-tunggu. Setiap kesempatan berada di sana selalu memberikan pengalaman dan cerita yang berbeda.
Mengapa istimewa?
Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wa Sallam sendiri pernah bersabda:
Maka tak heran bila pada Bulan Ramadhan Masjid Nabawi dan Masjidil Haram selalu penuh sesak dan semakin sesak pada sepuluh malam terakhirnya (sangat kontras dengan kondisi kebanyakan masjid-masjid kita ya ...).
Sesaknya kedua masjid ini adalah sesak yang berbeda, karena membawa nikmat. Meskipun dengan kondisi berjubel-jubel, seluruh jama'ah tetap dapat melaksanakan ibadah dengan baik dan khusyu'.
Bulan Ramadhan sendiri memiliki banyak keutamaan, diantaranya:
Mengapa istimewa?
Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wa Sallam sendiri pernah bersabda:
“Sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan seperti berhaji bersamaku” (HR. Bukhari no.1863).Bayangkan, sahabat, berhaji saja sudah sedemikian besar keutamaan dan pahalanya, apalagi berhaji bersama Rasulullah. Masya Allah, siapa yang tak ingin merasakannya?
Maka tak heran bila pada Bulan Ramadhan Masjid Nabawi dan Masjidil Haram selalu penuh sesak dan semakin sesak pada sepuluh malam terakhirnya (sangat kontras dengan kondisi kebanyakan masjid-masjid kita ya ...).
Sesaknya kedua masjid ini adalah sesak yang berbeda, karena membawa nikmat. Meskipun dengan kondisi berjubel-jubel, seluruh jama'ah tetap dapat melaksanakan ibadah dengan baik dan khusyu'.
Bulan Ramadhan sendiri memiliki banyak keutamaan, diantaranya:
- Bulan diturunkannya Al Qur’an
Dalam Kitab Shahih Al Bukhari diriwayatkan bahwa tatkala usia Rasulullah mendekati 40 tahun beliau mulai suka mengasingkan diri. Beliau biasa membawa roti yang terbuat dari gandum dan bekal air menuju Gua Hira' yang terletak di Jabal Nur, yaitu sejauh hampir 2 mil dari Mekkah.
Ketika pengasingannya (uzlah) di Gua Hira' memasuki tahun ketiga, tepatnya di Bulan Ramadhan, Allah menghendaki rahmat-Nya terlimpahkan kepada segenap penduduk bumi, lalu dimuliakanlah beliau dengan mengangkatnya sebagai nabi, lalu Jibril turun kepadanya dengan membawa beberapa ayat Al Qur'an.
- Diwajibkan berpuasa pada bulan ini
Melaksanakan puasa dengan kondisi temperatur yang sangat panas (berkisar antara 40-50 derajat Celcius) dan waktu siang yang lebih lama memberikan pengalaman tersendiri yang tak mungkin terlupakan.
Benar-benar ujian fisik (dan mental) bagi kita yang berasal dari negara dengan iklim yang relatif lebih 'bersahabat'.
Namun, semua kesulitan seakan sirna pada saat berbuka puasa.
- Diampuninya dosa–dosa
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan
penuh iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa–dosanya yang telah
lalu“ (HR. Bukhari dan Muslim )
- Dilipatgandakan pahala pada Bulan Ramadhan
Ibnu
Rajab Rahimahullah berkata (Abu Bakr bin Abi Maryam menyebutkan bahwa banyak
guru–gurunya yang berkata: apabila telah datang bulan Ramadhan maka
perbanyaklah berinfaq, karena infaq pada bulan Ramadhan dilipat gandakan bagaikan
infaq fi sabilillah, dan tasbih pada bulan Ramadhan lebih utama daripada tasbih
di bulan yang lain).
Dijanjikannya pahala yang berlipat ganda ini mendorong kaum muslimin untuk berlomba-lomba bersedekah.
Di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, pada saat menjelang waktu berbuka puasa (Maghrib) akan terlihat banyak sekali kelompok-kelompok yang menyediakan makanan untuk ifthar (buka puasa) dan bahkan berebut mempersilakan jama'ah untuk bergabung bersama kelompok mereka;
Ifthar di halaman masjid banyak menjadi 'incaran' jama'ah dari Indonesia, karena menunya lebih beragam, termasuk menu makan 'berat' (seperti nasi briyani) dan buah-buahan yang sangat menggiurkan (jeruk sunkist, apel, anggur, pisang, dan lain-lain).
Nikmat sekali ...
Dijanjikannya pahala yang berlipat ganda ini mendorong kaum muslimin untuk berlomba-lomba bersedekah.
Di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, pada saat menjelang waktu berbuka puasa (Maghrib) akan terlihat banyak sekali kelompok-kelompok yang menyediakan makanan untuk ifthar (buka puasa) dan bahkan berebut mempersilakan jama'ah untuk bergabung bersama kelompok mereka;
Ifthar di halaman masjid banyak menjadi 'incaran' jama'ah dari Indonesia, karena menunya lebih beragam, termasuk menu makan 'berat' (seperti nasi briyani) dan buah-buahan yang sangat menggiurkan (jeruk sunkist, apel, anggur, pisang, dan lain-lain).
Nikmat sekali ...
- Lailatul Qadr ada di Bulan Ramadhan
Seribu bulan?
Setara dengan 83 tahun!
Sungguh, benar-benar malam yang sangat istimewa bila kita bisa mendapatkan pahalanya.
Tak heran, pada sepuluh malam terakhir jama'ah semakin memenuhi kedua masjid ini untuk mendapatkan kemuliaannya.
Setara dengan 83 tahun!
Sungguh, benar-benar malam yang sangat istimewa bila kita bisa mendapatkan pahalanya.
Tak heran, pada sepuluh malam terakhir jama'ah semakin memenuhi kedua masjid ini untuk mendapatkan kemuliaannya.
***
Itu saja?
Tentu saja tidak.
Masih ada keutamaan-keutamaan lainnya yang membuat ibadah Ramadhan kita memiliki nilai 'lebih'.
Penasaran?
Tunggu lanjutannya ya, sahabatku :)
***
* Update:
Bagian kedua dari tulisan ini:
"Mereguk Nikmat Ramadhan di Tanah Suci (2)"
***
Referensi:
- Al-Qur'anul Karim & Terjemahnya - Edisi Doa, Cicero Publishing, Jakarta, 2010.
- Perjalanan Hidup Rasul yang Agung, Muhammad - Dari Kelahiran Hingga Detik-detik Terakhir, Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfury, Darul Haq, Jakarta, 2005.
- www.rumaysho.com
- www.voa-islam.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar