Air, adalah salah satu kekayaan alam yang dimiliki oleh negara kita.
Baik dari air laut, air hujan, maupun air yang telah mengalir di sungai-sungai.
Pemanfaatan air dalam segala sendi kehidupan tentu saja memerlukan pengelolaan yang baik, terutama oleh pemerintah (dan didukung oleh masyarakatnya).
Listrik, adalah juga salah satu kebutuhan vital bagi keberlangsungan segala kegiatan sehari-hari.
Pemanfaatan air sebagai pembangkit listrik di negara kita bukanlah hal yang aneh lagi.
Banyak pembangkit-pembangkit listrik bertenaga air (PLTA) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Salah satu PLTA yang kita miliki, PLTA Cirata, meliputi tiga wilayah di Jawa Barat, yaitu Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Cianjur.
PLTA ini memanfaatkan genangan air seluas 62 km2 dari Waduk Cirata yang membendung Sungai Citarum.
Karena kapasitasnya yang sangat besar (kapasitas terpasang 1.008 Mega Watt [MW] dengan produksi energi listrik rata-rata 1.428 Giga Watt hour [GWh] per tahun) PLTA Cirata menjadi PLTA terbesar di Asia Tenggara!
Apa yang bisa dilihat dari PLTA ini?
Yuk kita eksplorasi ...
Untuk menuju lokasi PLTA Cirata di Desa Tegalwaru, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, dari arah Jakarta kita bisa berkendara melalui jalan tol Jakarta - CIkampek dan keluar di Gerbang Tol Jatiluhur. Selanjutnya berbelok ke kanan dan ikuti petunjuk arahnya menuju Waduk Cirata.
Mendekati lokasi waduk, pemandangan sangat indah dan menyejukkan mata.
Kita akan melewati sungai yang jernih berbingkai persawahan yang berundak-undak.
Ada pula bebrapa rakit/perahu tertambat di tepiannya;
Di atas sungai membentang jembatan berwarna merah yang akan kita lalui untuk menuju ke lokasi. Cantik sekali :)
Oh ya, sebelumnya kita akan melihat peta genangan Waduk PLTA Cirata yang terpampang cukup besar di tepi jalan;
Tak berapa lama kita akan sampai ke lokasi waduk, dan pemandangan yang mendominasi adalah hamparan tanaman eceng gondok yang menutupi permukaan air waduk. Sayang sekali ya ... :(
Namun ada pula yang memanfaatkan kondisi tersebut dengan melakukan aktivitas memancing, berharap mendapatkan tangkapan di sela-sela eceng gondok yang terlihat rapat.
Tak jauh dari 'lautan' eceng gondok tadi bangunan turbin pembangkit listrik berdiri gagah di salah satu sisi waduk;
Di sisi yang berlawanan dengan bangunan turbin terdapat tebing berbatu yang menjadi latar belakang batu prasasti bertuliskan identitas Bendungan PLTA Cirata;
Kawasan waduk Cirata ini memang terasa sangat panas, tetapi pengunjungnya tetap penuh terutama pada saat liburan, meskipun mereka harus bersusah payah mengantri untuk melewati jalan yang tidak terlalu lebar. Bahkan area parkir pun bisa dikatakan tidak ada dan hanya memanfaatkan bahu jalan sebagai tempat parkir mobil.
Namun jangan khawatir akan kelaparan atau kehausan bila sedang berwisata ke sini.
Banyak pondok-pondok (warung makan) yang menyediakan makanan dan minuman yang cukup lezat.
Biasanya menu yang disajikan adalah ikan (ada juga menu-menu yang lain seperti sate maranggi, menu khas daerah Purwakarta) dan kelapa muda.
Bila kita ingin membawa pulang oleh-oleh ikan segar, kita dapat membelinya langsung ke penjual yang membudidayakan ikan di keramba-keramba di tepian waduk.
Kita dapat memilih sendiri ikan (yang masih hidup) dan bisa minta langsung di'bersih'kan.
Anda ingin menikmati suasana di seputar waduk?
Tersedia perahu yang disewakan bagi pengunjung untuk sekedar berkeliling menikmati pemandangan;
Bila oleh-oleh yang dibawa masih belum cukup, dalam perjalanan pulang kita dapat singgah ke sentra kerajinan gerabah di Plered;
Banyak kerajinan tanah liat yang artistik di sana, sangat cocok untuk buah tangan maupun untuk hiasan di rumah kita;
Referensi:
Pembangkit Listrik Tenaga Air Cirata
Baik dari air laut, air hujan, maupun air yang telah mengalir di sungai-sungai.
Pemanfaatan air dalam segala sendi kehidupan tentu saja memerlukan pengelolaan yang baik, terutama oleh pemerintah (dan didukung oleh masyarakatnya).
Listrik, adalah juga salah satu kebutuhan vital bagi keberlangsungan segala kegiatan sehari-hari.
Pemanfaatan air sebagai pembangkit listrik di negara kita bukanlah hal yang aneh lagi.
Banyak pembangkit-pembangkit listrik bertenaga air (PLTA) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Salah satu PLTA yang kita miliki, PLTA Cirata, meliputi tiga wilayah di Jawa Barat, yaitu Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Cianjur.
PLTA ini memanfaatkan genangan air seluas 62 km2 dari Waduk Cirata yang membendung Sungai Citarum.
Karena kapasitasnya yang sangat besar (kapasitas terpasang 1.008 Mega Watt [MW] dengan produksi energi listrik rata-rata 1.428 Giga Watt hour [GWh] per tahun) PLTA Cirata menjadi PLTA terbesar di Asia Tenggara!
Apa yang bisa dilihat dari PLTA ini?
Yuk kita eksplorasi ...
Untuk menuju lokasi PLTA Cirata di Desa Tegalwaru, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, dari arah Jakarta kita bisa berkendara melalui jalan tol Jakarta - CIkampek dan keluar di Gerbang Tol Jatiluhur. Selanjutnya berbelok ke kanan dan ikuti petunjuk arahnya menuju Waduk Cirata.
Mendekati lokasi waduk, pemandangan sangat indah dan menyejukkan mata.
Kita akan melewati sungai yang jernih berbingkai persawahan yang berundak-undak.
Ada pula bebrapa rakit/perahu tertambat di tepiannya;
Oh ya, sebelumnya kita akan melihat peta genangan Waduk PLTA Cirata yang terpampang cukup besar di tepi jalan;
Tak berapa lama kita akan sampai ke lokasi waduk, dan pemandangan yang mendominasi adalah hamparan tanaman eceng gondok yang menutupi permukaan air waduk. Sayang sekali ya ... :(
Namun ada pula yang memanfaatkan kondisi tersebut dengan melakukan aktivitas memancing, berharap mendapatkan tangkapan di sela-sela eceng gondok yang terlihat rapat.
Tak jauh dari 'lautan' eceng gondok tadi bangunan turbin pembangkit listrik berdiri gagah di salah satu sisi waduk;
Di sisi yang berlawanan dengan bangunan turbin terdapat tebing berbatu yang menjadi latar belakang batu prasasti bertuliskan identitas Bendungan PLTA Cirata;
Kawasan waduk Cirata ini memang terasa sangat panas, tetapi pengunjungnya tetap penuh terutama pada saat liburan, meskipun mereka harus bersusah payah mengantri untuk melewati jalan yang tidak terlalu lebar. Bahkan area parkir pun bisa dikatakan tidak ada dan hanya memanfaatkan bahu jalan sebagai tempat parkir mobil.
Namun jangan khawatir akan kelaparan atau kehausan bila sedang berwisata ke sini.
Banyak pondok-pondok (warung makan) yang menyediakan makanan dan minuman yang cukup lezat.
Biasanya menu yang disajikan adalah ikan (ada juga menu-menu yang lain seperti sate maranggi, menu khas daerah Purwakarta) dan kelapa muda.
Bila kita ingin membawa pulang oleh-oleh ikan segar, kita dapat membelinya langsung ke penjual yang membudidayakan ikan di keramba-keramba di tepian waduk.
Kita dapat memilih sendiri ikan (yang masih hidup) dan bisa minta langsung di'bersih'kan.
Anda ingin menikmati suasana di seputar waduk?
Tersedia perahu yang disewakan bagi pengunjung untuk sekedar berkeliling menikmati pemandangan;
Bila oleh-oleh yang dibawa masih belum cukup, dalam perjalanan pulang kita dapat singgah ke sentra kerajinan gerabah di Plered;
Banyak kerajinan tanah liat yang artistik di sana, sangat cocok untuk buah tangan maupun untuk hiasan di rumah kita;
Dan bila Anda adalah penggemar sate maranggi yang yummy itu, jangan lupakan untuk mampir ke warung-warung sate yang banyak kita temui di area pasar sebelum menuju ke lokasi waduk.
***
Alternatif one day tour yang cukup menyenangkan ya ...
Dekat (dari Jakarta maupun Bandung), murah, dan pemandangannya indah.
Ayo buktikan sendiri! ^_^
***
Referensi:
Pembangkit Listrik Tenaga Air Cirata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar