Kamis, 06 Agustus 2015

Mereguk Nikmat Ramadhan di Tanah Suci (2)

Entah kenapa, meskipun bukan yang pertama kali melaksanakan ibadah Ramadhan di Tanah Suci, namun keinginan untuk kembali dan kembali lagi ke sana justru semakin menguat.

Seperti yang saya tulis pada bagian pertama tulisan ini: "Mereguk Nikmat Ramadhan di Tanah Suci (1)", selain keutamaan ibadah umrah di Bulan Ramadhan yang membuatnya istimewa, keutamaan Bulan Ramadhan itu sendiri pun memberikan makna yang teramat dalam bagi kami.

Diantara keutamaan Bulan Ramadhan adalah:
  • Disyariatkannya I’tikaf
Anas Radhiallahu 'Anhu berkata: "Adalah Nabi Shallallahu 'Alayhi wa Sallam beri’tikaf pada 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan, sampai beliau wafat, kemudian istri–istri beliau pun beri’tikaf setelahnya " (diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).


Suasana i'tikaf 10 malam terakhir Bulan Ramadhan
Suasana i'tikaf 10 malam terakhir Bulan Ramadhan (sumber: grup WA)
Semakin mendekati hari-hari terakhir Bulan Ramadhan, terutama pada sepuluh malam terakhirnya, suasana di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi akan semakin penuh sesak oleh jama'ah yang ingin melaksanakan i'tikaf, menanti turunnya Lailatul Qadr, malam yang kemuliaannya lebih baik dari seribu bulan. Masya Allah.
Malu rasanya, melihat kondisi di sana dan membandingkannya dengan kondisi kebanyakan masjid-masjid kita di malam-malam terakhir Ramadhan, jama'ahnya semakin sedikit. Seringkali kita lebih disibukkan dengan urusan mudik dan persiapan Lebaran (belanja baju baru, membuat kue-kue, memasak makanan istimewa, ...).

  • Puasa Ramadhan salah satu sebab masuk surga
Pada masa Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam ada dua orang dari bani Qudha’ah yang masuk Islam, kemudian salah seorang dari mereka mati syahid, sementara yang satunya wafat setahun kemudian, salah seorang sahabat bernama Thalhah bin Ubaidillah Radhiallahu 'Anhu berkata : aku bermimpi melihat surga, lalu aku melihat orang yang wafat setahun kemudian tersebut masuk surga sebelum orang yang mati syahid, akupun terheran–heran, maka tatkala pagi hari aku memberitahu Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam, beliaupun bersabda: "Bukankah setelah itu (dalam waktu setahun) ia berpuasa Ramadhan, shalat enam ribu rakaat atau shalat sunnah beberapa rakaat ?" (diriwayatkan oleh Ahmad dan dishahihkan oleh Albani).
  • Bulan Ramadhan Bulan Ibadah Dan Amal Kebaikan
Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa yang berdiri shalat pada bulan Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap pahala maka akan diampuni dosa–dosanya yang telah lalu “ (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam, apabila telah memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, beliau mengencangkan sarung beliau, menghidupkan malam Ramadhan, dan membangunkan keluarganya. Beliau adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi apabila datang bulan Ramadhan.


Suasana Thawaf dan Sholat di Sekeliling Ka'bah
Suasana Thawaf dan Sholat di Sekeliling Ka'bah
Bicara soal kedermawanan, seperti telah saya tuliskan pada tulisan sebelumnya, 
"Mereguk Nikmat Ramadhan di Tanah Suci (1)", para jama'ah di sana senantiasa berlomba-lomba bersedekah untuk jama'ah lainnya.
Selain menyediakan makanan untuk berbuka puasa (yang biasanya berjumlah banyak dengan menu yang beragam), ada pula yang sengaja berdiri di tempat-tempat tertentu (antara lain di seputar Ka'bah di mana banyak jama'ah melakukan thawaf) dan membagi-bagikan kurma (menjelang berbuka puasa).
Selain kurma, ada pula yang membagikan tisu, kantong plastik (kresek), dan air mimun yang berupa air Zam-zam, air mineral dalam botol, atau gahwa.

Gahwa adalah minuman tradisional dari Timur Tengah yang dihidangkan dalam keadaan panas/hangat sebagai minuman pembuka dalam sebuah perjamuan. Rasanya sangat pahit dan pedas seperti jamu. Wajar saja, karena gahwa dibuat dari kopi Arab yang dicampur dengan beberapa jenis rempah-rempah seperti kapulaga, cengkeh, kunyit, dan jahe bila suka. Saya sendiri sampai saat ini belum dapat merasakan nikmatnya minuman ini karena rasanya yang kurang sesuai dengan lidah Indonesia saya, tapi masih terus berusaha untuk dapat menikmatinya sebagai bentuk rasa syukur saya.
  • Bulan penuh berkah, rahmat, dan mustajabnya doa
Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam bersabda:
"Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan penuh berkah ..." (diriwayatkan oleh An Nasai dan dishahihkan oleh Albani).
"Apabila telah masuk bulan Ramadhan, maka dibukalah pintu–pintu rahmat, sedangkan pintu–pintu neraka jahannam ditutup, dan setanpun dibelenggu" (diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dan ini adalah lafadz Muslim).
"Sesungguhnya setiap muslim pada tiap siang dan malam hari – pada bulan Ramadhan – memiliki doa yang mustajab“ (diriwayatkan oleh Al Bazzar dan di shahihkan oleh Albani).

Banyak tempat-tempat mustajab untuk berdoa baik di Masjidil Haram maupun di Masjid Nabawi, antara lain:
Raudhah (di Masjid Nabawi)
Secara bahasa, "Raudhah" berarti taman. 
Di Masjid Nabawi, Raudhah merupakan satu tempat yang memiliki keutamaan lebih, karena di sana adalah tempat mustajab untuk berdoa, dan disebut sebagai taman-taman syurga sebagaimana sabda Rasulullah: 
"Antara rumahku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman syurga" (HR. Bukhari no. 1196).
Raudhah merupakan bagian dari shaf laki-laki, dan hanya dibuka untuk jama'ah perempuan pada jam-jam tertentu.
Luasnya yang hanya (22 m x 15 m) tentu saja tidak sebanding dengan banyaknya jama'ah yang ingin berdoa di sana.
Area Raudhah ditandai dengan karpet berwarna hijau (berbeda dengan seluruh karpet di Masjid Nabawi yang berwarna merah).

Itu baru yang terletak di Masjid Nabawi.
Lantas, di mana saja tempat-tempat mustajab untuk berdoa di Masjidil Haram?
Seperti biasa ...
Tunggu lanjutannya yaa ^_^
***

Baca juga:
Tempat-tempat Mustajab untuk Berdoa di Masjidil Haram
Mereguk Nikmat Ramadhan di Tanah Suci (1)
Merenda Cinta dan Rindu di Museum Nabi Muhammad
Semakin Mudah ke Baitullah



 ***

Referensi: 
www.voa-islam.com
  



Related Posts:




1 komentar:

  1. Masha Allah tolong doakan agar kami sekeluarga diundang oleh Allah untuk umrah ramadhan tahun depan ya Mba, sekalian hajji kalau bisa :) aamiin

    BalasHapus