Jumat, 04 Agustus 2017

Tempat-tempat Mustajab untuk Berdoa di Masjidil Haram

"Titip doa ya."
"Panggil namaku ya."
"Doakan kami ya."

Itu adalah ucapan-ucapan yang sering disampaikan oleh kerabat dan rekan-rekan bila kita akan berangkat ke tanah suci, baik untuk menunaikan ibadah haji maupun umroh.

Tak heran bila banyak orang yang ingin didoakan di sana, karena ada tempat-tempat tertentu yang mustajab untuk berdoa.

Di Masjid Nabawi, ada Raudhah (sudah pernah dibahas dalam tulisan sebelumnya: Mereguk Nikmat Ramadhan di Tanah Suci (2)).

Di Masjidil Haram, ada beberapa tempat mustajab untuk berdoa, diantaranya:


Masjidil Haram

  • Di Multazam
Multazam adalah bagian dinding yang terletak antara Hajar Aswad dengan pintu Ka'bah.
Rasulullah pernah mneyatakan bahwa Multazam adalah tempat paling mustajab untuk berdoa, seperti diriwayatkan oleh Al Baihaki dan Ibnu Abbas yang artinya, "Antara Rukun Aswad (sudut tempat terdapatnya Hajar Aswad) dan pintu Ka'bah disebut Multazam. Tidak ada orang yang minta sesuatu di Multazam, melainkan Allah mengabulkan permintaan itu."
  • Di bawah Mizhab (talang emas)
Dalam suatu riwayat dikisahkan dialog antara Khalifah Utsman bin Affan dan rombongannya:
"Tanyakan kepadaku dari mana aku tadi.'
Mereka pun bertanya," Dari mana engkau ya Amirul Mu'minin?"
Beliau menjawab, "Aku baru saja dari pintu surga."
Padahal semua anggota rombongan tahu bahwa beliau baru saja berdiri di bawah Mizhab dan banyak berdoa di situ.
  • Di belakang Maqam Ibrahim
Maqam yang dimaksud di sini adalah tempat pijakan orang berdiri.
Maqam Ibrahim adalah batu yang digunakan Nabi Ibrahim berpijak pada saat beliau membangun Ka'bah.
Batu 'bekas telapak kaki' ini merupakan mu'jizat yang dikaruniakan Allah kepada Nabi Ibrahim dimana batu ini dapat naik dan turun sesuai keinginan Nabi Ibrahim pada saat membangun tembok Ka'bah.
Pada batu Maqam Ibrahim ini terdapat bekas telapak kaki Nabi Ibrahim, dengan kedalaman antara 9-10 cm, panjang 27 cm, dan lebar 14 cm.
Untuk melindunginya Maqam Ibrahim disimpan pada cungkup kristal dalam sebuah bangunan berkerangka besi bertutup kaca tebal.
  • Di Hijir Ismail
Merupakan salah satu bagian dari Ka'bah yang dipagari oleh tembok rendah (Al Hatim) berbentuk setengah lingkaran.
Dahulu tempat ini adalah tapak rumah keluarga Ibrahim. Di situlah Nabi Ismail AS tinggal dan kemudian menjadi kuburan beliau dan ibundanya (Siti Hajar).
Hijir Ismail sering dipakai jama'ah melakukan sholat sunnah setelah thawaf dan diyakini sebagai salah satu tempat mustajab untuk berdoa.
Kalau jama'ah ingin sholat di dalam Ka'bah, cukup dengan sholat di Hijir Ismail seperti yang diriwayatkan oleh Siti Aisyah, "Aku pernah minta kepada Rasulullah agar diberi izin masuk Ka'bah untuk sholat di dalamnya, lalu beliau membawa aku ke Hijir Ismail dan bersabda, 'Sholatlah kamu di sini kalau ingin sholat di dalam Ka'bah, karena ini termasuk sebagian dari Ka'bah'.".

Ka'bah

Selain itu juga ada waktu-waktu yang mustajab, antara lain: pada waktu thawaf, pada waktu sa'i, juga di bukit Safa dan Marwah.

Dalam setiap kesempatan memenuhi undangan Allah ke tanah suci, kami tak pernah menyia-nyiakan kesempatan berdoa di tempat-tempat itu.
Bayangkan, kita sedang bersafar (dalam perjalanan - jauh dari tempat tinggal), berpuasa (di Bulan Ramadhan - saat Umroh Ramadhan), berdoa di tempat dan waktu yang mustajab untuk berdoa, apakah akan kita sia-siakan kesempatan emas ini?
Berdoa sebanyak-banyaknya, tak hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain (baik doa titipan maupun untuk orang yang tak tahu bahwa kita mendoakannya).
Dan bahagia sekali rasanya bila setelah pulang dari tanah suci ada sahabat atau kerabat yang membawa berita gembira kepada kita.
Saya pernah beberapa kali mendengarnya, misalnya: teman yang minta didoakan agar segera menikah, tak lama kemudian mengabarkan akan menikah dalam waktu dekat, atau teman yang minta didoakan agar dapat segera menunaikan ibadah Haji/Umroh, selang beberapa hari menulis status bahwa pendaftaran hajinya dipermudah, tak perlu menunggu berpuluh tahun lamanya.
Masya Allah ...
Entah doa siapa yang akan lebih dahulu dikabulkan Allah, tapi yakinlah bahwa setiap doa yang baik pasti akan kembali juga kepada yang mendoakannya.
In sya Allah.


***

Referensi:
Buku Pintar Haji dan Umrah (H.M. Iwan Gayo, Pustaka Warga Negara, Agustus 2005).

***

#ODOP
#ODOP4
#BloggerMuslimahIndonesia



Related Posts:




Tidak ada komentar:

Posting Komentar