Ini adalah cerita perjalanan kami dari tanah air sampai ke tanah suci pada saat menunaikan Umroh Ramadhan yang lalu (1438 H atau 2017 M).
Seperti yang sudah kami ceritakan sekilas dalam tulisan sebelumnya: 'Semakin Mudah ke Baitullah', kami berangkat bersama rekan-rekan komunitas, yaitu 'Umroh Tiket Murah'.
Perbedaannya bila dibandingkan berangkat dengan biro perjalanan umroh (travel) antara lain adalah pada pembelian tiket, dimana masing-masing anggota melakukan issue tiket beberapa bulan sebelumnya (dengan jadwal yang sudah diinformasikan melalui grup facebook komunitas).
Kami membeli tiket Saudia (Saudi Arabian Airlines/SV) pada Bulan Januari 2017 untuk keberangkatan tanggal 6 Juni 2017 (untuk rute Kuala Lumpur-Madinah dengan transit di Jeddah) dan kepulangan tanggal 14 Juni 2017 (untuk rute Jeddah-Jakarta).
Harga tiket pulang-pergi (PP) saat itu sekitar Rp 8,2 jutaan per orang (termasuk biaya pembayaran dengan debit card).
Sedangkan untuk rute Jakarta-Kuala Lumpur kami memilih maskapai Garuda Indonesia/GA (tiket dibeli pada bulan Februari 2017) dengan harga sekitar Rp 850 ribuan per orang (sudah termasuk asuransi perjalanan).
Harga yang didapat relatif murah karena pembelian dilakukan pada saat ada program promosi dari maskapai terkait.
Konsekuensinya, rute yang ditempuh menjadi lebih panjang dan lebih lama waktu tempuhnya.
Oh ya, kami memilih GA untuk terbang dari Jakarta ke Kuala Lumpur tadinya dengan pertimbangan bahwa GA adalah anggota Sky Team (sama dengan SV) sehingga diharapkan pada saat tiba di Kuala Lumpur kami tak perlu mengambil bagasi namun bisa langsung ditransfer ke SV.
Ternyata peraturan ini hanya berlaku untuk tiket dengan booking number yang sama, sedangkan tiket kami dibeli terpisah-pisah antara GA dan SV, sehingga kami tetap harus mengambil bagasi di Kuala Lumpur.
Pertimbangan lain dalam memilih GA adalah kapasitas bagasinya yang cukup besar untuk penerbangan internasional (30 kg) dan sudah memasukkan layanan makan (meal service) dalam harga tiketnya.
Kami berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang, Banten) pada tanggal 6 Juni 2017 pukul 08.35.
Tak semua anggota rombongan menggunakan pesawat GA dari Jakarta, banyak juga yang memilih maskapai lainnya.
Ada belasan orang yang berangkat bersama menggunakan GA.
Karena jumlah yang tak terlalu banyak, koordinasi dapat dilakukan dengan mudah, mulai dari persiapan, hari H, berangkat, sampai dengan mendarat di Kuala Lumpur International Airport (KLIA) pukul 11.50 waktu setempat.
Selanjutnya, pesawat Saudia menuju Madinah baru akan berangkat pukul 19.30 malam harinya.
Jadi ada waktu sekitar 7,5 jam untuk menunggu di KLIA.
Lumayan yaa ... 😁.
Selama menunggu itu banyak hal yang harus dilakukan.
Proses drop bagasi ke konter check in memakan waktu sangat lama karena rrombongan kami berjumlah sekitar 103 orang.
Selain itu juga diadakan negosiasi dengan petugas di bandara terkait beberapa hal (urusan ini di-handle oleh para admin komunitas yang dengan sukarela mengantarkan kami sampai ke Kuala Lumpur padahal mereka tidak ikut berangkat umroh saat itu).
Selain itu kami juga disibukkan dengan koordinasi-koordinasi internal antar jamaah.
Maklumlah, karena berangkat sebagai komunitas maka banyak hal yang harus kami sinergikan agar tim tetap solid (meskipun sudah ditunjuk beberapa koordinator sebagai penanggung jawab).
Adanya koordinator ini cukup penting karena terkait banyak hal, tak hanya urusan tiket pesawat namun juga terkait bagasi, akomodasi selama di Mekkah dan Madinah, jadwal ziarah/city tour, serta hal-hal teknis lainnya.
Alhamdulillah proses drop bagasi dapat diselesaikan dengan baik dan kami pun segera masuk ke ruang tunggu untuk menunggu waktu keberangkatan menuju Madinah.
(Bersambung).
#ODOP
#ODOP16
#BloggerMuslimahIndonesia
Seperti yang sudah kami ceritakan sekilas dalam tulisan sebelumnya: 'Semakin Mudah ke Baitullah', kami berangkat bersama rekan-rekan komunitas, yaitu 'Umroh Tiket Murah'.
Perbedaannya bila dibandingkan berangkat dengan biro perjalanan umroh (travel) antara lain adalah pada pembelian tiket, dimana masing-masing anggota melakukan issue tiket beberapa bulan sebelumnya (dengan jadwal yang sudah diinformasikan melalui grup facebook komunitas).
Kami membeli tiket Saudia (Saudi Arabian Airlines/SV) pada Bulan Januari 2017 untuk keberangkatan tanggal 6 Juni 2017 (untuk rute Kuala Lumpur-Madinah dengan transit di Jeddah) dan kepulangan tanggal 14 Juni 2017 (untuk rute Jeddah-Jakarta).
Harga tiket pulang-pergi (PP) saat itu sekitar Rp 8,2 jutaan per orang (termasuk biaya pembayaran dengan debit card).
Sedangkan untuk rute Jakarta-Kuala Lumpur kami memilih maskapai Garuda Indonesia/GA (tiket dibeli pada bulan Februari 2017) dengan harga sekitar Rp 850 ribuan per orang (sudah termasuk asuransi perjalanan).
Harga yang didapat relatif murah karena pembelian dilakukan pada saat ada program promosi dari maskapai terkait.
Konsekuensinya, rute yang ditempuh menjadi lebih panjang dan lebih lama waktu tempuhnya.
Oh ya, kami memilih GA untuk terbang dari Jakarta ke Kuala Lumpur tadinya dengan pertimbangan bahwa GA adalah anggota Sky Team (sama dengan SV) sehingga diharapkan pada saat tiba di Kuala Lumpur kami tak perlu mengambil bagasi namun bisa langsung ditransfer ke SV.
Ternyata peraturan ini hanya berlaku untuk tiket dengan booking number yang sama, sedangkan tiket kami dibeli terpisah-pisah antara GA dan SV, sehingga kami tetap harus mengambil bagasi di Kuala Lumpur.
Pertimbangan lain dalam memilih GA adalah kapasitas bagasinya yang cukup besar untuk penerbangan internasional (30 kg) dan sudah memasukkan layanan makan (meal service) dalam harga tiketnya.
Kami berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang, Banten) pada tanggal 6 Juni 2017 pukul 08.35.
Tak semua anggota rombongan menggunakan pesawat GA dari Jakarta, banyak juga yang memilih maskapai lainnya.
Ada belasan orang yang berangkat bersama menggunakan GA.
Karena jumlah yang tak terlalu banyak, koordinasi dapat dilakukan dengan mudah, mulai dari persiapan, hari H, berangkat, sampai dengan mendarat di Kuala Lumpur International Airport (KLIA) pukul 11.50 waktu setempat.
Selanjutnya, pesawat Saudia menuju Madinah baru akan berangkat pukul 19.30 malam harinya.
Jadi ada waktu sekitar 7,5 jam untuk menunggu di KLIA.
Lumayan yaa ... 😁.
Selama menunggu itu banyak hal yang harus dilakukan.
Proses drop bagasi ke konter check in memakan waktu sangat lama karena rrombongan kami berjumlah sekitar 103 orang.
Selain itu juga diadakan negosiasi dengan petugas di bandara terkait beberapa hal (urusan ini di-handle oleh para admin komunitas yang dengan sukarela mengantarkan kami sampai ke Kuala Lumpur padahal mereka tidak ikut berangkat umroh saat itu).
Selain itu kami juga disibukkan dengan koordinasi-koordinasi internal antar jamaah.
Maklumlah, karena berangkat sebagai komunitas maka banyak hal yang harus kami sinergikan agar tim tetap solid (meskipun sudah ditunjuk beberapa koordinator sebagai penanggung jawab).
Adanya koordinator ini cukup penting karena terkait banyak hal, tak hanya urusan tiket pesawat namun juga terkait bagasi, akomodasi selama di Mekkah dan Madinah, jadwal ziarah/city tour, serta hal-hal teknis lainnya.
Alhamdulillah proses drop bagasi dapat diselesaikan dengan baik dan kami pun segera masuk ke ruang tunggu untuk menunggu waktu keberangkatan menuju Madinah.
(Bersambung).
***
Baca juga:
***
#ODOP
#ODOP16
#BloggerMuslimahIndonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar