Sabtu, 06 September 2014

Laskar Pantai Mekar (2) - Cantiknya Senja di Bekasi Utara

 
Tulisan ini adalah lanjutan cerita tentang perjalanan baksos ke Muaragembong, Bekasi Utara. Bagian pertamanya dapat dibaca di: Laskar Pantai Mekar (1).

***

Selain melewati jalan berlumpur, tanggul, dan proyek, kami juga disuguhi pemandangan sawah-sawah dan rumah-rumah yang masih terendam banjir:

Sawah Terendam Banjir
Belum Surut
Halaman yang Masih Tergenang
Pekarangan, Sawah, dan Sungai yang Tak Terlihat Lagi Batasnya

Banyak pemandangan yang luput dari bidikan kamera karena saking terpesonanya dengan kondisi paska banjir itu, meskipun kamera poket senantiasa berada dalam genggaman tangan. Tampak anak-anak yang asyik berenang-renang di air keruh berwarna coklat di halaman rumahnya, balita yang bermain di tengah genangan air tanpa alas pakaian, ada pula ibu-ibu yang tetap melaksanakan aktivitas mencuci pakaian dikelilingi air yang melimpah ruah dimana-mana, juga banyak warga yang hanya duduk tercenung di atas bale-bale di tengah lautan banjir di pekarangan, dan yang tak kalah serunya adalah berbagai hewan ternak yang bebas berlalu lalang di tengah jalan.
Setelah perjalanan yang membuat kami berkali-kali melafazkan “Ya Allah”, “Astaghfirullah”, “Allahu Akbar”, dan beberapa dzikir lainnya, akhirnya rombongan sampai ke tujuan, yaitu Kantor Kades Pantai Mekar yang berjarak hanya tujuh kilometer dari pinggir laut.

Penurunan barang-barang bantuan pun langsung dilakukan oleh Bapak-bapak aparat desa dan warga setempat yang memang sudah menunggu;

Menurunkan Logistik
Tumpukan Logistik Bantuan

Oh ya, kawan, meskipun dalam foto diatas yang tampak dominan adalah kardus-kardus mi instan namun sebenarnya logistik lain juga tidak kalah banyaknya, seperti: beras (mencapai lebih dari satu ton), pakaian, air mineral, keperluan ibu dan bayi, juga sembako lainnya.
Satu hal yang patut kita teladani adalah semangat memuliakan tamu yang ditunjukkan oleh Pak Darman (Kepala Desa Pantai Mekar) beserta aparat dan warganya.
Dalam situasi yang penuh keterbatasan beliau justru mempersiapkan penyambutan bagi kami, menyuguhkan aneka jajanan dan minuman.
Setelah kata sambutan dari Pak Kades Darman diikuti oleh perwakilan dari masing-masing komunitas dan penyerahan bantuan secara simbolis, rombongan pun berpamitan, tepat satu jam setelah tiba disana. Kunjungan yang sangat singkat memang.
Beberapa menit sebelum Adzan Maghrib berkumandang kami mulai berkonvoi pulang, ditemani oleh cantiknya senja di Muaragembong;

Mirror
Menuju Peraduan
Asa di Ujung Senja

Dan, akhirnya, rasa penasaran pun terjawab setelah kami menaiki tanggul untuk mengetahui ada apa di baliknya.
Ternyata ...
Ada Sungai di Sini
Nampak Tenang Namun Melenakan
Kecantikan yang Tersembunyi
Semakin Cantik Menuju Malam
Begitulah, bila tak ingat bahwa jalan pulang yang kami lalui masih sangat panjang dan tanpa penerangan jalan, ingin rasanya berlama-lama disana, di tempat yang menyimpan berjuta potensi alam, masih sama-sama berada di wilayah Bekasi, namun belum menikmati fasilitas yang sama seperti saudara-saudaranya di wilayah Bekasi lainnya.
Terimakasih untuk warga Pantai Mekar yang telah memberikan kesempatan untuk berbagi, kepada Bang Komar, Kang Enjang, dan Masyon yang senantiasa mengajak untuk peduli, juga kawan-kawan komunitas yang telah menempuh perjalanan bersama-sama, berbagi sedikit roti dan buah duku untuk dimakan bersama, saling mendorongkan mobil kawan yang terperosok, dan kebersamaan lain yang meskipun hanya sesaat tapi sangat bermakna.
Semoga ini bukan kebersamaan yang terakhir, tapi awal dari sinergi yang indah di masa yang akan datang. Dan yakinlah, selalu ada hikmah di setiap kejadian.


-Taman Cikas, Bekasi Selatan-
*Sayup-sayup terdengar rintihan “November Rain“-nya GnR*



Related Posts:




Tidak ada komentar:

Posting Komentar