Senin, 30 Oktober 2017

Adab Berjalan - 1

Berjalan adalah aktivitas yang (hampir) selalu kita lakukan.
Bila seseorang berjalan di jalan untuk suatu urusan, hendaknya ia menjaga adab-adab khususnya yang berkaitan dengan berjalan, diantaranya:


  • Niat yang benar
Hendaknya seseorang menghadirkan niat yang benar ketika berjalan. Jika seseorang berjalan untuk menziarahi sahabatnya, hendaklah ia meniatkannya untuk mencari ridha Allah Ta'ala dalam ziarah tersebut. Bila berjalan ke masjid, hendaknya menghadirkan niat untuk beribadah kepada Allah Ta'ala. Jika keluar bekerja, hendaknya ia berniat untuk mencari rizqi dan penghidupan bagi keluarganya. Bila berjalan untuk suatu permainan yang diperbolehkan, hendaknya meniatkan untuk mencari penyegaran agar jiwa kembali segar dan bersemangat dalam beribadah dan lain-lain.
Dengan menghadirkan niat yang benar ketika berjalan, akan berfaedah dalam mencegahnya dari berjalan untuk suatu perkara yang haram dan menghalangi dari berjalan untuk menghadiri atau menyaksikan perkara yang mengundang kemurkaan Allah Ta'ala.
  • Tidak berjalan untuk suatu yang haram
Sesungguhnya setiaplangkah yang diayunkan untuk suatu yang haram akan menambah dosa. Sungguh, kedua kaki akan berbicara pada hari Kiamat tentang langkahnya menuju perkara yang haram. Adapun jika ia berjalan untuk mencari keridhaan Allah, niscaya setiap langkah akan menjadi kebaikan baginya dan dengannya Allah akan mengangkat derajatnya.
  • Tawadhu' dan meninggalkan sikap sombong ketika berjalan 
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian saling bersikap tawadhu' sehingga seseorang tidak merendahkan yang lain dan tidak berlaku aniaya terhadap yang lain."
"Ketika seorang laki-laki berjalan dengan mengenakan pakaian (sutera) yang dikaguminya dan menyisir rambur yang telah sampai ke bahunya, maka Allah menenggelamkannya ke dasar bumi sementara ia terus terbenam ke dalamnya sampai hari Kiamat." (Al- Bukhari [5789] dan Muslim [2088] dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu).
Sesungguhnya sikap sombong ketika berjalan dan membanggakan diri termasuk perkara yang dimurkai Allah Ta'ala.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu berkali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung." (QS. al-Israa': 37)
"... Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang=orang yang sombong lagi membanggakan diri." (QS. Luqman: 18).
Ibnu Katsir berkata: "Yaitu, membanggakan diri, sombong, takabur, dan keras kepala. Janganlah engkau melakukannya karena Allah akan murka kepadamu. Oleh karena itu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: '... Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang membanggakan diri lagi sombong.' (QS. Luqman: 18)".

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga bersabda:
"Tidaklah seseorang mengagungkan dirinya sendiri dan membanggakan diri saat berjalan, melainkan ia akan menemui Allah dalam keadaan Allah marah kepadanya." (HR. Al=Hakim [I/60] dan ia menshahihkannya serta disetujui oleh adz-Dzahabi, Diriwayatkan juga oleh Ahmad dan al-Bukhari dalam  al-Adabul Mufraddari hadits Ibnu 'Umar. Sebagaimana disebutkan juga dalam kitab  Shahiihul Jaami' [5711]).

(Bersambung).

***


Sumber:
'Ensiklopedi Adab Islam Menurut al-Qur'an dan as-Sunnah - Jilid 2', 'Abdul 'Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada, Pustaka Imam Asy-Syafi'i, Jakarta, Januari 2013 M.

***

#ODOPOKT24
#BloggerMuslimahIndonesia

 



Related Posts:




Tidak ada komentar:

Posting Komentar