Kata orang, saat ini, jaman now, adalah zaman instan.
Semua serba instan, dari makanan sampai cita-cita, inginnya yang instan-instan.
Makan mi, tinggal rebus air, ambil mi instan yang sudah dikemas bersama bumbu-bumbunya, trus cemplung-cemplung.
Bikin kopi, tinggal ambil kopi sachet-an 3 in 1, seduh dengan air panas.
Mau dapat nilai bagus dalam ujian, tinggal cari makelar soal dan jawaban, bayar senilai sekian, hafalkan jawabannya. Ssttt ... jangan ditiru!!
Pengen kaya, tinggal tipu sana-sini. #ehh ... nggak boleh ya 😂.
Ingin masuk surga, tapi di dunia maunya foya-foya penuh maksiat. Jlebb!!
Sebenarnya hal itu adalah tanggung jawab dari masing-masing individu, ingin mencari jalan pintas (yang belum tentu halal dan thayib) atau melalui (dan menikmati) proses (yang belum tentu cepat) untuk mencapai tujuannya.
Demikian juga dengan menulis.
Perlu proses untuk meningkatkan skill menulis kita (ini yang saya alami dan rasakan).
Mungkin proses yang dilalui masing-masing orang belum tentu sama, ada yang cepat dan ada pula yang agak lama (kelihatannya saya termasuk kategori yang kedua. Ha ha ha ... 😂😂).
Tahun 2012 yang lalu saya pernah menulis tentang proses terbitnya buku solo pertama saya, "Edelweiss Terakhir" di sini: "My First Book: 'Edelweiss Terakhir' - A Long Process". Dari judulnya aja sudah kebayang lamanya 'kan ya?
Setelah lima tahun berlalu, apakah sudah ada buku saya yang terbit lagi?
Alhamdulillah, ada, meskipun bukan berupa buku solo tapi antologi (buku kumpulan tulisan dari beberapa penulis).
Lantas, apakah saya menyerah?
Tentu saja tidak 😉.
Proses apa saja yang saya lakukan?
- Bergabung dengan beberapa grup/komunitas menulis
Tentang hal ini, saya pernah menuliskannya di sini: "Menimba Ilmu dari Grup-grup Kepenulisan" dan ini: "Blogger Muslimah, Tebar Manfaat dengan Tulisan").
Dari berbagai komunitas kepenulisan kita bisa mendapatkan wawasan dan jaringan untuk menerbitkan buku.
Memang tak selalu mulus jalannya (tulis naskah, serahkan, terbit), tapi sering kali ada lika-liku yang menyertainya.
Sebagian naskah saya yang masuk ke penerbit melalui jalur komunitas bahkan tak ada kabarnya sampai saat ini meskipun sudah berbilang tahun.
Ada juga naskah yang sudah dibeli oleh penerbit tapi bukunya belum juga nongol di toko buku (alias belum terbit 😄).
* Update:
Sekitar sepekan setelah tulisan ini tayang, akhirya naskah tersebut terbit juga menjadi buku. Alhamdulillah.
Tapi ya namanya hobi, biarpun ditolak berkali-kali kita tetap pantang mundur dong.
Masih ada beberapa naskah yang sudah disetorkan (masih tetap melalui jalur komunitas) dan kelihatannya cukup berpeluang untuk diterbitkan.
Sebagiannya merupakan tulisan yang ada di blog ini.
Sebagiannya merupakan tulisan yang ada di blog ini.
Mohon doakan ya sahabat 😉.
- Mengikuti training-training kepenulisan (kebanyakan online, karena terkait dengan waktu)
Ikut dalam pelatihan kepenulisan sangat bermanfaat untuk peningkatan skill menulis.
Meskipun kadang kala ada training yang sudah pernah saya ikuti sebelumnya tapi selalu saja ada ilmu dan wawasan baru yang dapat dipelajari dan amalkan.
- Mengikuti lomba menulis
Saat ini banyak sekali lomba kepenulisan yang diadakan oleh berbagai komunitas/ organisasi/lembaga/instansi, mulai dari yang hadiahnya hanya berupa pulsa, gift, paket buku, produk, sampai uang puluhan juta (bahkan lebih).
Saya?
Pernah ikut juga dong, meskipun jarang.
Pernah ikut juga dong, meskipun jarang.
Pernah menang?
Pernah, sekali. Hi hi hi ... 😁
Hadiahnya?
Alhamdulillah, belasan juta.
Rasanya 'sesuatu' banget, satu posting-an blog (yang ini: "Cantiknya Belitung (4) - Melompat ke Pulau Lengkuas") diapresiasi sedemikian tinggi.
Alhamdulillah.
Oh ya, sering mengikuti lomba menulis juga banyak keuntungannya, seperti yang pernah saya uraikan di sini: "8 Keuntungan Mengikuti Lomba Menulis".
- Berbagi ilmu
Meskipun ilmu saya belum banyak, namun saya berusaha membagikan dan mengamalkannya agar bermanfaat.
Media berbagi ilmu saat ini sudah sangat bervariasi.
Blog bisa menjadi salah satu sarana untuk menebar manfaat.
Di blog "Catatan Perjalanan" yang tak hanya melulu berisi kisah traveling ini saya juga membuat beberapa kategori yang (semoga) bisa diambil manfaatnya bagi pembaca, diantaranya: traveling, books, writing, Islam, Umroh/Haji, healthy lifestyle, product review, dan hotel/resort review.
Ajang berbagi ilmu secara off air juga pernah saya lakukan, yaitu untuk kalangan pelajar SMA. Ceritanya ada di sini: "Satu Kata Berjuta Manfaat".
Selain itu beberapa kali saya diajak teman untuk siaran on air di radio, berbincang-bincang seputar topik kepenulisan.
Alhamdulillah.
- Rutin menulis
Ini adalah point yang sangat penting.
Ada analogi bagus yang sering diceritakan orang: "kalau ingin belajar berenang, ya harus berani nyebur, jangan cuma baca buku tentang teori berenang".
Nah!
Begitu juga dengan menulis.
Kalau ingin lancar menulis dan jadi penulis, ya harus mulai menulis!
Bukan hal mudah untuk merutinkan menulis, apalagi bagi emak-emak rempong seperti saya yang rasanya waktu cepat sekali berjalan.
Tapi yakinlah, dengan membuat jadwal, misalnya 1-2 jam per hari atau dengan membuat target (misalnya mengikuti program 'One Day One Post' seperti yang diadakan oleh komunitas 'Blogger Muslimah' dimana kita harus mem-posting satu tulisan setiap hari) maka akan semakin mudah membiasakan diri untuk menulis.
Bingung cari ide untuk bahan tulisan? Ini hal yang saya lakukan untuk menggali ide: "Menemukan Ide dalam Menulis".
Mungkin masih ada yang bertanya-tanya, 'Kenapa sih, kita harus menulis?'
Ada beberapa perintah bagus dalam Al-Qur'an dan Hadits yang terkait dengan menulis:
"Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'." (QS. Ibrahim: 7)
"Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantaraan qalam." (QS. Al-'Alaq: 3-4)
Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qolam (pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al ‘Alaq: 1-5
Sumber : https://rumaysho.com/3505-tafsir-surat-iqro-1-bacalah-dan-bacalah.htmlBacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qolam (pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al ‘Alaq: 1-5
Sumber : https://rumaysho.com/3505-tafsir-surat-iqro-1-bacalah-dan-bacalah.html
"Nun, demi qalam dan apa yang mereka tulis." (QS. Al-Qalam: 1)
"Tulislah. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya. Tidaklah keluar darinya melainkan kebenaran." (HR. Ahmad)
"Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat." (HR. Bukhari)
"Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia." (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruquthni).
Demikianlah. Saya menjalani proses ini dengan sepenuh hati, sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah atas karunia ilmu yang telah diberikan-Nya.
Wallahu a'lam bishshawab.
***
#ODOPOKT22
#BloggerMuslimahIndonesia
Subhanallah ... Karya-karya mbak Endah sudah banyak ya. Semoga aku bisa mengikuti jejak. Terus menginspirasi ya mbak ^^
BalasHapusHi hi hi ... masih sedikit ini mba.
HapusAlhandulillah, semoga bermanfaat dan menginspirasi ya mba.
In sya Allah karya2 mba Novarina jg cetar membahanaaa ☺.
Kereeen...
BalasHapusMakasiihh mbaa ��
HapusTabarakallah mbakku 🥰
BalasHapus