Selasa, 17 Oktober 2017

Adab di Dalam Perjalanan (As-Safar) - 6

Dalam tulisan sebelumnya: 'Adab di Dalam Perjalanan (As-Safar) - 5
telah dibahas mengenai pentingnya mengangkat seorang pemimpin dalam rombongan yang sedang bersafar.
Lantas, hal-hal apa saja yang sebaiknya dilakukan oleh seorang pemimpin rombongan?


  • Seorang pemimpin hendaklah bermusyawarah dengan anggota rombongan
Janganlah seorang pemimpin memaksakan kehendaknya di dalam mengambil keputusan.
Hendaklah ia bermusyawarah dan mendengarkan pendapat anggota rombongannya. Barangkali ia akan mendapatkan kebenaran dari pendapat mereka.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"... Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka ..." (QS. Asy-Syuura: 38).
 "... Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu ..." (QS. Ali 'Imran: 159).
Seorang pemimpin memilih pendapat yang bail diantara pendapat-pendapat yang ada, atau dari pendapatnya.
Siapa saja yang tidak diambil pendapatnya tidak boleh menyelisihi pemimpin, marah, atau melecehkannya.
Hendaknya ia menerima  pendapat anggota rombongan.
Janganlah ia memprovokasi orang lain dan menceraiberaikan barisan serta memecah belah jamaah safar.

  • Hendaklah seorang pemimpin berlaku lembut kepada anggota rombongan
Janganlah seorang pemimpin menyusahkan anggota rombongan dan janganlah memaksakan sesuatu yang tidak sanggup mereka lakukan.
Janganlah ia mengikuti kehendak orang yang lebih kuat, namun hendaklah ia mengikuti kemampuan anggota rombongan yang paling lemah.
Hendaklah ia memperhatikan kondisi orang-orang yang sudah tua, yang lemah, yang sakit, serta berlaku lembut, berkasih sayang, dan santun kepada mereka.
Demikianlah yang diajarkan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Beliau kadang kala mundur ke belakang di dalam perjalanan untuk membantu orang yang lemah, memboncengkan, dan mendoakan mereka. (HR. Abu Dawud [2639) dan al-Hakim [II/115] dan dishahihkannya serta disetujui oleh adz-Dzabi dari Jabir Radhiyallahu 'anhu. Lihat kitab Shahiih Abi Dawud [2298]).

Kalau ada sejumlah orang yang bersafar bersama-sama mengendarai beberapa mobil, sebagian mobil ada yang lebih cepat daripada mobil yang lain, maka wajib atas supir dan pemimpin untuk berjalan menurut ukuran yang paling lemah di antara mereka sehingga tidak menyusahkan rombongan.

Hendaklah pemimpin selalu memperhatikan anggota rombongan, berlaku lembut agar ia dapat meringankan mereka dari beratnya perjalanan, menjaga persatuan rombongan, dan menjauhkan mereka dari bisikan-bisikan syaitan.
Hendaklah pemimpin menggabungkan antara kelembutan ini dengan tekad dan kepribadian yang kuat sehingga ia dapat membawa rombongannya dengan sesuatu yang dapat memberikan maslahat bagi mereka, tanpa disertai kelemahan dan kekerasan.



***


Sumber:
'Ensiklopedi Adab Islam Menurut al-Qur'an dan as-Sunnah - Jilid 2', 'Abdul 'Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada, Pustaka Imam Asy-Syafi'i, Jakarta, Januari 2013 M.

***

Baca juga:
***

#ODOPOKT13
#BloggerMuslimahIndonesia




Related Posts:




Tidak ada komentar:

Posting Komentar