Jumat, 25 Agustus 2017

Khotbah Agung Rasulullah Ketika Haji Wada'

Pada tulisan sebelumnya telah dikisahkan persiapan Rasulullah dan perjalanan beliau menuju ke Makkah untuk menunaikan haji ('Kisah Haji Wada' (Perpisahan) Rasulullah').

Berikut ini lanjutan kisahnya ...

Masjid Namirah
Masjid Namirah di Arafah

Pada hari kedelapan di bulan Dzulhijjah (yaitu hari Tarwiyah), Rasulullah berangkat menuju Mina dan shalat lima waktu (Zhuhur, Ashar, Maghrib, Isya', dan Subuh) di sana.
Pagi harinya beliau menetap sebentar sampai matahari terbit kemudian melanjutkan perjalanan sampai ke Arafah dan menemukan tenda telah terpasang di Namirah.

Beliau pun singgah di situ hingga matahari telah condong ke arah barat, beliau memerintahkan agar al-Qashwa' (untanya) dihadirkan kepada beliau.
Selanjutnya beliau mendatangi dataran rendah pada lembah dengan mengendarai al-Qashwa'nya.

Di perut lembah itu sekitar 124.000-144.000 manusia berkumpul di sekitar beliau.
Rasulullah pun bangkit untuk berkhotbah dan menyampaikan khotbah agungnya:
"Wahai sekalian manusia, dengarkanlah perkataanku ini, karena sesungguhnya aku tidak tahu boleh jadi aku tidak akan bertemu kalian lagi setelah tahun ini di tempat wuquf seperti ini selama-lamanya. Sesungguhnya darah-darah kalian dan harta-harta kalian terlindungi dan mulia seperti kemuliaan hari kalian ini, di bulan kalian ini, dan di negeri kalian ini. Ketahuilah segala sesuatu dari masalah jahiliyah sudah terinjak hina di bawah kakiku, darah jahiliyah sudah tidak berlaku. Dan sesungguhnya darah pertama yang aku jatuhkan dari darah kita adalah darah Ibnu Rabi'ah bin al-Harits (dia disusui di Bani Sa'ad lalu dibunuh oleh Hudzail), riba jahiliyah sudah tidak berlaku, dan riba pertama kali yang aku hilangkan dari kita adalah riba Abbas bin Abdul Muththalib, karena semua itu sudah tidak berlaku.
Bertakwalah kalian kepada Allah dalam masalah perempuan karena kalian mengambil mereka dengan amanat dari Allah dan kalian menghalalkan kemaluan (kehormatan) mereka dengan Kalimatullah (Syahadat). Kewajiban mereka terhadap kalian adalah mereka tidak memberi kesempatan tinggal di tempatmu kepada seseorang yang tidak kalian suka. Jika mereka berbuat demikian, maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak membahayakan. Sedangkan kewajiban kalian terhadap mereka adalah memberi nafkah dan pakaian yang layak.
Dan sungguh telah aku tinggalkan pada kalian sesuatu yang kalian tidak akan tersesat apabila kalian berpegang teguh dengannya, yaitu kitabullah. [Shahih Muslim bab: Hajjah an-Nabi, I/397]. Wahai sekalian manusia, sesungguhnya tidak ada lagi setelahku, tidak pula ada umat baru setelah kalian. Maka sembahlah Rabb (Allah Pencipta) kalian, shalatlah lima waktu, berpuasalah pada bulan Ramadhan, tunaikanlah zakat harta kalian dengan lapang dada, berhajilah ke rumah Rabb kalian (Baitullah) dan patuhilah pemimpin-pemimpin kalian niscaya kalian masuk surga Rabb kalian. [Ma'din al-A'mal, hadits no. 1108, 1109, dan diriwayatkan juga oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Asakir]. Dan kalian akan ditanyai tentangku, maka apa yang akan kalian katakan?"
Mereka menyahut, "Kami bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan dan menunaikan serta memberi nasihat." 

Kemudian beliau berkata seraya mengangkat jari telunjuknya ke atas dan mengarahkannya kepada orang-orang, "Ya Allah, saksikanlah."
Beliau mengulanginya tiga kali. [Muslim, I/397]
Adapun orang yang bertugas sebagai penyambung lidah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam di hadapan orang-orang saat beliau di Arafah adalah Rabi'ah bin Umayyah bin Khalaf.

Selang beberapa waktu setelah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menyampaikan khotbah, turun kepada beliau firman Allah:
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu." (al-Ma'idah: 3). 
Umar menangis ketika mendengar ayat ini, kemudian Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bertanya kepadanya, "Apa yang menyebabkan engkau menangis?"
"Aku menangis karena sebelum ini kita senantiasa mendapat tambahan (ajaran) dalam agama kita, adapun setelah sempurna maka sesungguhnya tidak ada sesuatu yang sempurna kecuali ada kekurangan," jawabnya.
"Kamu benar," jawab beliau. 


* Bersambung ke ...
***

Sumber:
'Perjalanan Hidup Rasul Yang Agung, Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam - Dari Kelahiran Hingga Detik-detik Terakhir' (Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfury, Darul Haq, Jakarta, Maret 2008 M).


#ODOP
#ODOP25
#BloggerMuslimahIndonesia



Related Posts:




Tidak ada komentar:

Posting Komentar