Kamis, 24 Agustus 2017

Kisah Haji Wada' (Perpisahan) Rasulullah

"Tunaikanlah manasik (haji) kalian sebagaimana aku menunaikannya, barangkali aku tidak akan menunaikan haji lagi setelah tahun ini." (Ssabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam ketika melempar Jumrah Aqabah pada saat pelaksanaan Haji Wada'/perpisahan).
Seperti apakah cara Rasulullah menunaikan ibadah haji?
Berikut kisahnya ...


Pada hari Sabtu, empat hari terakhir dari Dzulqa'dah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersiap-siap untuk berangkat. Beliau menyisir rambutnya dan memberinya minyak serta memakai sarung dan selendang (pakaian ihram) dan memberi tanda hewan kurbannya.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam berangkat setelah shalat Zhuhur hingga ketika sampai di Dzul Hulaifah (Abar Ali, miqat) sebelum shalat Ashar, lalu shalat Ashar dua raka'at dan bermalam di sana hingga pagi hari.
Keesokan harinya beliau berkata kepada para sahabatnya, "Telah datang kepadaku malam ini utusan dari Rabbku yang berfirman, 'Shalatlah kamu di lembah yang berkah ini! dan ucapkan (niat) 'Umrah di dalam Haji'."

Sebelum shalat Zhuhur beliau mandi untuk berihram, kemudian Aisyah mengusapkan minyak wangi dan misk (kasturi) ke seluruh tubuh dan kepala beliau.
Kemudian beliau memakai sarung dan selendang (kain ihram) dan shalat Zhuhur dua raka'at.
Beliau mengucapkan niat haji dan umrah (bertalbiyah untuk haji dan umrah) di tempat shalatnya, dan beliau menggabungkan niat haji dan umrah (haji Qiran).
Lalu beliau keluar dan menunggangi al-Qashwa' (unta beliau) sambil mengucapkan talbiyah dan bertalbiyah lagi ketika sampai di padang sahara.

Beliau meneruskan perjalanan sampai mendekati Makkah, lalu bermalam di Dzu Thuwa.
Beliau memasuki Makkah setekah menunaikan shalat Subuh dan mandi di pagi hari pada hari Ahad, tanggal 4 Dzulhijjah tahun 10 H.
Beliau menempuh perjalanan ini selama delapan hari, yaitu suatu jarak tempuh yang sedang (menengah).

Tatkala memasuki Masjid al-Haram, beliau langsung melaksanakan thawaf mengitari Ka'bah, kemudian bersa'i di antara Shafa dan Marwa dan tidak bertahallul sebab beliau berniat haji Qiran (melaksanakan umrah dan haji sekaligus) dan membawa hewan kurban.
Lalu singgah di dataran tinggi Makkah, di sekitar al-Hujun dan tinggal di sana.
Beliau tidak kembali melakukan thawaf kecuali thawaf haji. 

Beliau memerintahkan kepada para sahabat yang tidak membawa hewan kurban untuk menjadikan ihramnya seperti ihram umrah saja, dengan cara melaksanakan thawaf di Ka'bah dan sa'i di antara Shafa dan Marwa kemudian bertahallul secara penuh (mencukur halus atau memendekkan rambut kepala).
Akan tetapi mereka ragu sehingga Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Andai aku tidak terlanjur begini (berniat haji qiran) dan aku tidak membawa hewan kurban niscaya aku bertahallul."
Maka bertahallullah mereka yang tidak membawa hewan kurban, mereka mendengar perintah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan menaatinya. 


* Bersambung ke ...
***

Sumber:
'Perjalanan Hidup Rasul Yang Agung, Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam - Dari Kelahiran Hingga Detik-detik Terakhir' (Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfury, Darul Haq, Jakarta, Maret 2008 M).


***

#ODOP
#ODOP24
#BloggerMuslimahIndonesia



Related Posts:




1 komentar:

  1. Subhanallah..
    Sedih setiap kali membaca kisah haji perpisahan Rasulullah.. T_T

    BalasHapus